SEJARAH BESAR NUHSANTARA YG COBA DIHAPIS DUNIA BARAT
Bicara tentang sejarah, memang sejarah yang benar itu akan selalu berkesinambungan atau nyambung, namun bila menilik fakta tentang sejarah di Indonesia seperti ada rantai yang terputus. Terlebih bila bicara tentang sejarah pre-kolonialisme atau sejarah Nuhsantara lama di jaman kerajaan-kerajaan Nusantara dulu. Seakan memang banyak serpihan-serpihan yang hilang atau memang dengan sengaja disembunyikan.
Ada 3 peradaban tertua di dunia, yaitu Mesopotamia, Mesir Kuno dan Nusantara. Namun yang terakhir ini yang mencoba dihapus oleh sejarah, dengan cara apapun mencoba membolak-balikkan fakta sejarah yang ada. Namun akhir-akhir ini kembali menyadarkan beberapa peneliti modern, karena dengan penelitian Gunung Padang atau lebih tepatnya Piramid Padang yang dapat membuka mata kita untuk sadar kalau sebenarnya peradaban kita memang lebih tua dari yang lain.
Saya jadi ingat tentang twitter dari Fahd Djibran yang masih tersimpan di favorit twitter saya. Kira-kira sekitar 3 tahunan yang lalu pernah membahas beberapa point penting tentang bahasa di Nusantara, mungkin dapat saya jabarkan di bawah.
Gajah Mada menyisakan bnyk pertanyaan. Krn tak bermakna. Tp kalo dibaca Gaj(Ah)mada, jadi bermakna. Hukum Sasandi.
Gaj(Ah)mada = Gajah Ahmada. Pengetahuan Muhammad. Jadi bermakna. Pembacaan cara itu disebut hukum sasandi, tasydid dlm Bhs Arab.
Lainnya: Hayam Wuruk. Tak ada maknanya dlm Sansakerta. Karena keliru membacanya. Seharusnya = Hayyun Wara’
Hayyun Wara’ kita tahu adalah prinsip kehidupan Sufi. Maka nggak heran kalo raja Majapahit itu nyufi banget.
Kita bs gugat sejarah dg simpel2 aja. Kalo betul Tarumanagara, Sriwijaya, Majapahit, dll itu Hindu. Mengapa ada makam raja2nya?
Makam jelas bukan tradisi Hindu atau Buddha. Jadi jika raja-raja Nusantara punya makam, ada sesuatu yang harus dipertanyakan lagi.
Contoh lain: Hampir semua raja konsentris Nusantara punya prasasti telapak kaki. Itu Abrahamic. Ibrahim & Ismail lakukan itu.
Candi cara membacanya Sandi. Artinya dia harus di-decode. Semua rahasia Nusantara ada di sebuah buku yang bernama Candi itu.
Selama bertahun-tahun kita dijauhkan dengan Candi. Karena dianggap kuno, syirik, dll. Belanda yang menginginkan itu.
Padahal kalo kita bisa baca simbol-simbol yang ada di semua Candi. Kita akan menemukan (si)apa sebetulnya manusia Nusantara.
Harusnya dibaca Nuswantara: Nuswa-Swa-Anta-Tara. Ini menunjukkan siapa kita sebenarnya.
Nuswa = negeri kepulauan, swa = yang mandiri/kukuh di atas prinsip, anta = tanah para ksatria, tara = (keturunan orang2) suci.
Jadi Islam di Nuswantara bkn sampai melalui semata jln dakwah, tp juga genetika. Di sini banyak ksatria keturuan “orang suci”.
1. Tidak ada bahasa yang lahir begitu saja, dia dipengaruhi dan mempengaruhi bahasa lainnya
2. Jika merujuk pada perjalanan panjang Bahasa, saya percaya, ia tentu bermula dari satu Sumber.
3. Sumber itu adalah bahasa yang diajarkan Tuhan pada Adam, al-asmaa-a kullaha. Semua nama-nama. Kode-kode semesta.
4. Jk itu yg dijadikan landasan keyakinan, jd beralasan jk sluruh bahasa dunia sebenarnya memiliki persinggungan satu sama lainnya.
5. Itu menjelaskan juga mengapa manusia sebenarnya punya potensi untuk menguasai semua bahasa.
6. Dalam sejarah, manusia yang menguasai semua bahasa dipersonifikasikan melalui sosok Nabi Sulaiman.
7. Tapi yang tadi itu bergantung pada keyakinan, sih. Argumen ilmiahnya, salah satunya, bisa ditelusuri melalui bahasa Aramaik.
8. Bahasa Aramaik (Aram) diyakini para ilmuwan sebagai bahasa ibu semua agama semit (Bahasa Tuhan). Usianya ribuan tahun.
9. Bahasa Aramaik inilah yang menjadi ibu (lingua franca) bg semua bahasa di Timur Tengah, ke Persia, India, bahkan Tiongkok.
10. Salah satu turunan lainnya adalah Bahasa Ibrani, yang kelak terus bercecabang ke Eropa juga.
11. Ihwal Bahasa ini, panjang sih kalo cerita detil gimana perjalanannya. Banyak perdebatan juga.
12. Nah, sekarang kanapa Hanacaraka bica dibaca/dihubungkan dengan konsep-konsep Bahasa Arab?
13. Dan menurut saya, dari banyak aspek, Hanacaraka punya kode yang lengkap untuk membuka semesta ini.
14. “Hamada” dalam bahasa Arab atinya cahaya dari sifat-sifat yang terpuji. Itu sama dengan Ha-Ma-Da dalam kode Hanacaraka.
15. Sifat terpuji yang dimiliki Hamada sebenarnya merupakan refleksi dari keagungan Sumber Cahaya (derivatif).
16. “Hamada” adalah sifat, orang yang memiliki sifat itu disebut Ahmada (juga menunjukkan arti yang paling tinggi/superlatif)—
17. Tapi Gajah Mada sulit dibaca, dan tidak relevan, krn hanya merujuk pd buah mada belaka. Selain tidak menghormati hukum Sasandi.
18. Saya percaya, semakin kita memahami Nusantara, semakin kita tahu bahwa bangsa ini hebat dahulu ataupun sekarang n dimasa yg akan datang.
Sudah saatnya kita memang layak berpikir ulang tentang buku diktat di bangku sekolah n kuliahan, yang memang dengan sengaja untuk menilai bangsa kita jauh lebih rendah dari yang seharusnya. Atau lebih simple-nya itu merupakan pembodohan publik yang tersamarkan.
“Sekolahlah terus sampai kamu tahu bahwa kamu dibodohi dan mereka gagal membodohkanmu”.
Bobot berpikirmu ditentukan banyaknya buku yg kau baca…
Salam Pencerahan !