Dua Prasasti Tentang “Mu”
Dalam sebuah kuil tua di Lhasa, Tibet pernah ditemukan sebuah prasasti yang diperkirakan telah dibuat pada 2000 tahun sebelum Masehi, diperkirakan prasasti ini merujuk kepada pemhaman tentang hilangnya Lemuria.
Prasasti Lhasa :
“Ketika sebuah bintang Bal jatuh dari langit ke sebuah tempat berisi lautan dan langit, tujuh kota dengan pintu emasnya dan kuil – kuil transparannya bergetar seperti dedaunan di pohon diterpa badai besar.
Dan terlihatlah banjir besar dan api dari istana – istana mereka. Ketakutan dan tangisan memenuhi udara. Mereka mencari perlindungan ke dalam kuil – kuil dan benteng – benteng.
Kemudian Mu yang bijaksana, Ra-Mu bangkit dan berkata kepada mereka ; Bukankah aku telah meramalkan ini?
Kemudian para wanita dan pria, dengan batu – batu mereka yang indah dan gaun – gaun yang megah, meratap dan memohon kepada Ra-Mu ; Mu, selamatkanlah kami.
Ra-Mu menjawab : Kalian semua harus mati bersama, bersama para budak kalian, kekayaan kalian, dan dari abu kalian akan muncul bangsa – bangsa baru. Jika mereka melupakan bahwa mereka adalah bangsa yang tinggi, bukan karena apa yang mereka kenakan, tetapi apapun yang mereka lepaskan, maka batu yang sama akan jatuh ke mereka juga. Lalu api dan asap muncul seiring dengan Mu mengucapkan kata – kata itu.
Lalu tanah itu beserta seluruh penghuninya hancur berkeping – keping dan tenggelam ke kedalaman air”.
Prasasti Indian Maya (milik Le Plongeon yang sampai dengan saat ini tersimpan di British Museum).
“Pada tahun 6 Kan, 11 Muluc, bulan Zac, terjarilah gempa besar yang tanpa berhenti sampai dengan 13 Chuen. Bangsa di perbukitan Mud, daratan Mu dikorbankan. Daratan itu terpecah, dan menghilang pada saat malam, kemudian api keluar dari dalam tanah. Lalu daratan ini tenggelam, dan pada beberapa tempat naik, kemudian daratan ini retak, kemudian 5 negara terbelah dan berkeping – keping bersama seluruh penghuninya. Daratan ini tenggelam bersama 64.000.000 penduduk didalamnya 8000 tahun sebelum buku ini ditulis.”
Dua prasasti di lokasi yang sangat jauh jaraknya, Tibet dan Amerika tengah, dan dua budaya yang berbeda Tibet dan Indian Maya menuliskan prasasti yang isinya merujuk kepada hilangnya benua Mu, ini adalah hal yang sangat menarik.
Tulisan dalam prasasti Tibet menjelaskan bukan hanya cerita kejadian gempa yang menenggelamkan benua Mu, tetapi juga menceritakan adanya kebangkitan dari Ra-Mu, ia menyatakan bahwa semua ini telah ia peringatkan kepada Lemuria pada jauh hari sebelum terjadinya bencana yang menenggelamkan mereka. Ra-Mu menjawab dengan kemurkaan kepada bangsa Lemuria yang memohon penyelamatan kepadanya.
Daratan Lemuria diperkirakan terletak pada wilayah ‘ring of fire’, Pasifik, tempat dimana banyak terjadi gempa, tsunami, dan sebagian besar gunung berapi yang aktif, pada wilayah yang saat ini menjadi lautan Pasifik pernah hidup sebuah bangsa besar yang dikenal sebagai salah satu peradaban mistis yang pernah terjadi di Bumi.
Pada wilayah ini masih terdapat banyak sisa daratan sampai dengan saat ini, Hawaii sampai Easter Island termasuk kepulauan Indonesia adalah sisa – sisa daratan tinggi dari benua Mu. Di wilayah ini terdapat banyak sekali sisa – sisa peninggalang Lemuria berupa kuil, gua – gua bawah tanah, candi, prasasti, yang mungkin masih dapat ditelusuri sebagai materi penelitian untuk menemukan sejarah sebenarnya dari peradaban yang hilang ini. Temuan belum lama ini di Jepang, Yonaguni diperkirakan adalah bagian dari peninggalan Lemuria yang tersisa.
Masyarakat Easter Island memiliki legenda tentang apa yang mereka sebut ‘Hiva’, sebuah daratan yang menghilang. Bangsa Samoa menyebutnya sebagai ‘Bolutu’, dimana orang – orang yang hidup di benua ini dapat berjalan menembus pohon, rumah, dan semua objek fisik tanpa hambatan apapun, mereka memiliki banyak sekali tanaman bunga dan buah – buahan, yang tiap kali dipetik dalam sesaat bunga dan buah itu tumbuh kembali menggantikan apa yang telah dipetik.
Bangsa Maori dari New Zealand menyebut daratan ini sebagai ‘Hawaikii’, tempat dari mana mereka berasal, dan suatu saat nenek moyang mereka akan bangkit kembali. Banyak bangsa lain di dunia yang memiliki legenda tentang Lemuria dengan sebutan berbeda – beda.
Lemuria sering dikaitkan dengan lumba – lumba secara spiritual, karena kemampuan telepati dari bangsa Lemuria dan lumba – lumba dikatakan memiliki koneksi telepati, beberapa peneliti mengatakan bahwa lumba – lumba adalah makhluk yang merupakan perwakilan dari luar Bumi untuk selalu memonitor keadaan di Bumi, dan mereka mungkin untuk menciptakan bencana besar, sekaligus juga mencegah bencana itu terjadi.
Frekuensi telepati yang dilakukan bangsa Lemuria sering juga disebut sebagai “Dolphin Codes”, karena mereka memiliki banyak kesamaan frekuensi telepati.
Bangsa India menyebut Lemuria sebagai ‘Ruta’, dikatakan bahwa bangsa ini terletak di timur jauh dari India, mereka adalah peradaban yang sangat maju, dan dikenal sebagai bangsa penyembah matahari. India memiliki banyak cerita tentang peradaban Lemuria, dikatakan bahwa benua Ruta ini kemudian tenggelam ke dalam lautan, dan hanya tersisa sebagian kecil dari daratan tinggi benua tersebut yang mereka kenal dengan Indonesia saat ini, sebagian dari sisa bangsa itu yang selamat ada pada daratan tersisa tersebut, dan sebagian lagi melarikan diri ke India.
Mereka yang melarikan diri ke India adalah sisa bangsa Lemuria yang kemudian menempati kasta Brahmana di India. Sebagian sisa dari peradaban ini menyelamatkan diri dan menjadi Mesir Kuno, Queen Moo adalah seorang dari Lemuria yang menemukan Mesir. Sedangkan sebagian lagi yang berada di paling ujung timur menyelamatkan diri ke Mesoamerika, dan mereka adalah pendiri peradaban yang dikenal dengan Indian Maya.
Le Plongeon menyebut Mu sebagai Atlantis, dan menurutnya peradaban ini jauh lebih tua dari Yunani Kuno dan Mesir Kuno, ia mengatakan bahwa baik Mesir Kuno dan Yunani Kuno adalah berasal dari peradaban Lemuria yang selamat dari bencana besar yang menenggelamkan benua mereka. Apa yang Plongeon sebut sebagai Atlantis kemudian diralat oleh beberapa peneliti sejarah lain pada masa awal abad 19, bahwa kemungkinan Plongeon salah kaprah menginterpretasikan tentang Lemuria dan Atlantis, seharusnya Atlantis memang terletak di sekitar lautan Atlantis, yang Plongeon maksud adalah Lemuria di lautan Pasifik.
Istilah ‘Mu’ sendiri pertama kali muncul adalah dari seorang bernama Charles Etienne Brasseur, istilah Mu adalah hasil dari salah interpretasi Brasseur dalam pembacaan sebuah transkrip kuno milik bangsa Indian Maya yang ia berusaha terjemahkan, atau dikenal dengan nama ‘Troano Codex’. Brasseur yakin bahwa ia membaca transkrip itu dari bahasa yang disebut sebagai bahasa ‘Landa’, ia membaca nya sebagai ‘Mu’, dan ia yakin bahwa transkrip tersebut menjelaskan tentang lokasi koordinat dari benua yang disebut Mu ini.
Troano Codex adalah sebuah kitab tua tentang astrologi, yang merupakan kitab milik bangsa Indian Maya, didalamnya memang terdapat peta lokasi dari benua yang hilang, nama ‘Mu’ adalah sebenarnya bukan nama asli dari benua ini, karena Brausser salah menerjemahkan teks kuno ini, tetapi karena ia yakin dengan bacaan yang ia lakukan adalah benar, maka semua orang mengenal benua hilang ini sebagai Mu.
Sebenarnya tidak ada yang pernah tahu nama asli benua Mu, mungkin kita merujuk kepada India, disebut Ruta oleh orang India, atau menggunakan sebutan dari Maori, Hawaikii, atau Bolutu, kemungkinan itu lebih benar, tetapi tidak ada yang dapat memastikan itu semua.
Teori Le Plongeon kemudian dipopulerkan kembali oleh James Churchward, seorang mantan tentara yang pernah bertugas di India pada awal abad 20, dan ia bersahabat dengan seorang pimpinan spiritualis tinggi di India yang menunjukkan kepadanya banyak peninggalan dari Lemuria (disebut Ruta di India), ada 2500 log buku tua yang menceritakan tentang peradaban yang merupakan awal dari peradaban manusia, dan ini merujuk kepada daratan yang disebut Mu oleh Brasseur.
Dari data – data ini kemudian ia menyusun buku tentang Lemuria, pada 1931, dengan judul “The Place When The First Man Appear – Mu”.
Buku ini adalah buku ilmiah pertama di dunia yang menjelaskan tentang peradaban Lemuria, semua data yang ia susun adalah berdasarkan data – data yang ia dapatkan dari kitab – kitab tua yang diperlihatkan oleh sahabatnya, pemimpin spiritualis India, kemudian kitab – kitab tua ini berhasil diterjemahkan oleh seorang keturunan Indian di Mexico bernama William Niven.
Dikatakan dalam buku ini, bahwa Lemuria adalah terdiri dari orang – orang berkulit putih bersinar, dan mereka adalah peradaban yang sangat mistis, bukan seperti manusia saat ini. Cerita ini juga mencakup persis seperti yang diceritakan dalam prasasti di Tibet dan Indian Maya.
James Churchward adalah orang pertama yang menjelaskan tentang Lemuria dengan lebih jelas dan berdasarkan data – data peninggalan sejarah yang masih tersimpan di India, ia menerbitkan 5 seri berbeda tentang Lemuria.
Teori tentang Lemuria yang juga banyak dikenal masyarakat dunia juga berasal dari Blavatsky (pendiri Rosicrucian), Blavatsky menyebutkan bahwa sebenarnya baik Lemuria dan juga Atlantis, adalah dua peradaban yang tidak ada yang pernah mengetahui nama asli mereka.
Kita menyebut kedua bangsa itu sebagai Lemuria dan Atlantis, dan itu adalah bukan nama bangsa mereka yang sebenarnya, belum ada yang mengetahui tentang itu semua, maka kita tetap menggunakan istilah itu sementara ini. Menurut Blavatsky, semua cerita tentang Lemuria yang paling lengkap adalah berada di India, karena mereka adalah keturunan secara langsung dari bangsa yang kita kenal sebagai Lemuria, dan semua pemahaman spiritual di India adalah berasal dari Lemuria secara langsung, termasuk Hindu dan Buddha, itu semua adalah pemahaman yang diturunkan langsung oleh Lemuria yang selamat dan melarikan diri ke India. Semua logo – logo spiritual yang digunakan oleh seluruh bangsa di dunia adalah merupakan peninggalan Lemuria, baik itu Mesir Kuno, Yunani Kuno, India, Tibet, Nordic, Celtic, Babylonia, dan bangsa besar lain yang pernah ada di Bumi, termasuk juga semua peninggalan megalitikum yang terdapat pada seluruh bagian dunia.
Pendapat Blavatsky mungkin sangat berbeda tentang keturunan Lemuria dan Atlantis di dunia, Blavatsky menyebutkan bahwa keturunan langsung dari Lemuria adalah bangsa – bangsa asli dari Australia (Aborigin), New Zealand (Maori), Samoa, Hawaii, dan India, serta Afrika, dan sebagian Indonesia timur yang berbatasan dengan Australia, semua yang disebutkan tersebut adalah bangsa berkulit hitam dengan rambut ikal. Sedangkan keturunan dari Atlantis adalah bangsa – bangsa selain yang berciri fisik seperti bangsa yang disebutkan diatas, termasuk ras kulit putih dan kulit kuning.
Sedangkan berdasarkan teori dari James Churchward, keturunan Lemuria pada umumnya berada pada wilayah bekas dari peninggalan mereka ditemukan, dan sisa daratan mereka yang masih ada termasuk Indonesia, Easter Island, Australia, Tibet, India, sebagian besar Asia, dan Indian Amerika.
Belum ada yang dapat membuktikan ini semua dengan pasti, baik Lemuria maupun Atlantis adalah dua peradaban yang sama – sama sangat maju, peradaban masa keemasan Bumi, dan mereka telah merambah ke seluruh wilayah benua – benua di Bumi, sehingga menentukan keturunan mereka tentu sudah terlalu sulit untuk dibuktikan. Tetapi ini tentu bukan hal penting bagi sejarah manusia, karena pada dasarnya, semua manusia berasal dari akar yang sama, Lemuria, Atlantis, dan mereka adalah bangsa yang dikenal sebagai mistis, sebagian peneliti menghubungkan ini juga dengan teori tentang ‘Patriarch’ yang juga sebutan lain untuk para ‘Nephilim’, yang merupakan keturunan langsung dari Ellohim, baik berdasarkan cerita dari versi manapun, semua menyebutkan kisah yang serupa dengan sebutan yang berbeda – beda tergantung bahasa mereka. Churchward juga menyebutkan bahwa Lemuria dan Atlantis adalah bangsa yang berukuran tinggi sekitar 4 meter dan bertubuh besar, dapat dikatakan sebagai raksaksa, seperti apa yang kita kenal dengan sebutan ‘Nephilim’, semua ciri fisik mereka adalah sama, Nephilim dikatakan adalah raksaksa dengan kemampuan super human, begitu juga Lemuria dan Atlantis.
Blavatsky juga menyebutkan bahwa Lemuria dikenal sebagai bangsa yang memiliki tiga mata, dua didepan dan satu di belakang, mata belakang mereka adalah yang kita kenal dengan ‘Pineal’, sebuah kelenjar yang disebut sebagai mata ketiga.
Polemik tentang Lemuria – Atlantis adalah sebuah sejarah yang sangat sulit dilacak walaupun peninggalan mereka banyak ditemukan di dunia saat ini, tidaklah penting memperdebatkan keturunan dari Lemuria dan Atlantis, pada faktanya dilihat dari sejarah,
Atlantis telah tenggelam pada saat usia peradaban mereka masih sangat dini di Bumi, sedangkan Lemuria sudah jauh lebih lama, artinya baik Lemuria ataupun Atlantis, keduanya adalah ras yang kurang lebih sama, dan semua manusia adalah keturunan mereka, mereka adalah yang dimaksud sebagai Nephilim dengan istilah yang berbeda dalam banyak versi sejarah. Tetapi yang paling penting adalah satu hal, apapun yang dituliskan dalam prasasti – prasasti yang ditemukan di Tibet dan Indian Maya, itu adalah pesan yang ditinggalkan kepada seluruh dunia, apa yang dikatakan Ra-Mu adalah tentang peringatan kepada perilaku semua penghuni Bumi, kesombongan dan pertentangan antar individu menyebabkan kehancuran bagi dunia, itu yang terjadi pada Lemuria – Atlantis, apa yang ia katakan pada kalimat terakhir sebelum ia berubah menjadi api dan asap adalah peringatan kepada seluruh generasi penerus penghuni Bumi, untuk tidak mengulangi sejarah Lemuria dan Atlantis, jika tidak ingin log batu yang sama (meteor, komet) menciptakan banjir besar berikutnya terhadap peradaban yang ada di Bumi.
Sama seperti kata – kata Plato dalam Critias, kita hanya mengingat satu banjir, tetapi banjir besar itu telah melanda Bumi berkali – kali. Itulah pesan dari prasasti – prasasti tua yang dari jaman ribuan tahun sebelum peradaban manusia telah ada, dan sampai sekarang prasasti – prasasti itu masih tetap tersimpan, dapat dilihat siapapun.
Sumber :
“The Sacred Symbols of Mu”
Oleh James Churchward.
Via – David Devanta.