Mumi Gadis Inca Ungkap Bagaimana Penduduk Amerika Awal Punah.
Para arkeolog menemukan bahwa garis genetik unik penduduk Amerika awal menghilang setelah orang-orang Spanyol tiba selama abad ke-15.
La Doncella (The Maiden), mumi tubuh seorang gadis Inca 13 tahun yang ditemukan di permafrost pada tahun 1999. Ia tewas saat ritual pengorbanan di Gunung Llullaillaco di Argentina sekitar 500 tahun lalu. (Johan Reinhard/National Geographic Society)
Inilah La Doncella ( “The Maiden”), mumi tubuh seorang gadis Inca 13 tahun yang ditemukan di permafrost pada tahun 1999. Ia tewas saat ritual pengorbanan di Gunung Llullaillaco di Argentina sekitar 500 tahun lalu. Diduga, gadis ini merupakan keturunan orang-orang pertama yang menetap Amerika 16.000 tahun silam.
Baru-baru ini, penelitian baru telah menganalisis DNA dari gadis Inca dan 91 orang lain dari era Pra-Columbus. Para arkeolog menemukan bahwa garis genetik unik mereka menghilang setelah orang-orang Spanyol tiba selama abad ke-15.
Dalam hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Advances Para peneliti menduga bahwa hilangnya genom ini disebabkan sejumlah faktor, salah satunya karena penduduk asli sangat terfragmentasi dan terisolasi dari satu sama lain begitu lama. Mereka kemudian semakin cepat punah setelah orang Eropa tiba dengan penyakit mematikan, seperti sifilis, cacar, campak, gondok, dan penyakit pes.
Bastien Llamas dari Australia Centre for Ancient DNA (ACAD) Universitas Adelaide bersama timnya meneliti 92 kerangka dan mumi, kebanyakan ditemukan di bagian barat Amerika Selatan, mulai dari Meksiko ke Chile, dan bertanggal antara 8.600 sampai 500 tahun yang lalu.
“Anehnya, tak satu pun garis keturunan genetiknya kami temukan pada sisa manusia kuno yang pernah hidup, yang menunjukkan adanya bukti keturunan dalam populasi pribumi saat ini,” kata Llamas.
Mereka mengurutkan genom mitokondria tiap-tiap manusia kuno itu dengan mengekstraksi DNA dari tulang dan gigi. Jenis urutan genetik diwariskan langsung dari seorang ibu kepada anaknya, yang berarti dapat digunakan untuk melacak pergerakan garis keturunan genetik tertentu di belahan dunia.
Berdasarkan analisis mereka, para peneliti mengidentifikasi 84 garis keturunan genetik terpisah yang diwakili oleh 92 sampel. Mereka berpendapat bahwa nenek moyang gadis Inca berasal dari Siberia, tempat mereka diisolasi selama sekitar 2.400 hingga 9.000 tahun. Tempat isolasi tersebut sekarang dikenal dengan wilayah Bering Land Bridge. Kaum Inca melakukan kontak terakhir dengan populasi Siberia lain sekitar 23.000 tahun lalu, sebelum akhirnya menjajah Amerika Utara sekitar 16.000 tahun silam.
Dari sini, sebagian dari populasi kecil ini terpecah dan berjalan ke arah pantai Pasifik, bermanuver di lapisan es raksasa untuk menjajah Chili selatan sekitar 14.600 tahun lalu.
“Itu terjadi pada puncak zaman es terakhir, gurun es serta lapisan es memblokir pergerakan manusia. Sumber daya yang terbatas lantas membatasi ukuran populasi,” jelas salah satu anggota tim, Lars Fehren-Schmitz dari University of California di Santa Cruz .
“Isolasi panjang dari sekelompok kecil orang ini membentuk keragaman genetik unik yang tampak pada orang-orang Amerika awal,” tambahnya.
Ketika garis keturunan mitokondria dari 92 orang kuno ini dibandingkan dengan orang-orang dari Amerika pribumi yang masih ada, peneliti tidak bisa menemukan satu pun kecocokan. Dengan kata lain, La Doncella tampaknya tidak memiliki sanak saudara.
“Jadi sepertinya, keragaman genetik besar yang ada sebelum kedatangan bangsa Eropa telah menghilang. Keragaman itu telah punah, kita tidak akan menemukannya lagi,” kata Llamas.
Ia menambahkan, “Kami mengharapkan setidaknya beberapa keturunan genetik dari masa lalu ini akan selamat.”
Pilihan lain adalah bahwa jejak mereka bisa saja tetap eksis, hanya saja peneliti belum menemukan mereka. Para peneliti mengakui bahwa sampel populasi Amerika Selatan belum diorganisir dengan baik. Tapi kenyataannya, hasil mereka cukup meyakinkan dan cenderung berada di jalur yang benar karena sejalan dengan bukti arkeologi dan studi genomik yang ada sebelumnya
“Selain membuat model demografi, penelitian mereka dikuatkan oleh analisis genom skala besar,” ujar ahli genetika Antonio Salas dari University of Santiago de Compostela di Spanyol, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Para peneliti sekarang akan melanjutkan penyelidikan mereka terhadap populasi yang ada saat ini untuk melihat apakah mereka dapat menemukan beberapa tanda gadis Inca dan kaumnya, sekecil apa pun itu. Jika ternyata peneliti telah benar-benar yakin bahwa tidak ada lagi jejak yang tersisa dari garis keturunan genetik yang unik pada populasi saat ini, setidaknya peneliti bisa mulai untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan mereka.
Sumber :