Numerology & Gematria.
Banyak orang tertarik untuk mempelajari numerologi dan gematria, ini adalah dua ilmu yang mempelajari komputasi angka untuk menemukan makna dari angkat tersebut. Lalu apa bedanya?
Numerologi adalah ilmu peninggalan bangsa Babylonia, komputasi nilai angka dari satu atau lebih kata, berdasarkan huruf – huruf pada kata tersebut, tiap nomer memiliki makna khusus yang bisa berkaitan dengan karakter diri kita, kepribadian, jalan hidup, atau fenomena alam semesta, prediksi atas apa yang akan terjadi pada masa depan.
Sedangkan gematria adalah peninggalan dari Yunani Kuno (γεωμετρία) yang kemudian dikembangkan oleh bangsa Israel dalam bahasa Hebrew ( גימטריה), berfungsi untuk komputasi nilai angka dari satu atau lebih kata, berdasarkan huruf – huruf pada kata tersebut, mengubah kata dengan mengubah nilai angkanya agar sesuai dengan sejarah manusia (fungsi manipulatif), prediksi atas apa yang terjadi pada masa depan.
Itulah perbedaan dari numerologi dan gematria, keduanya berdasar sama, nilai angka, tetapi dalam penggunaannya bisa berbeda. Dalam numerologi, angka adalah apapun adanya, tinggal diinterpretasikan ke dalam makna, sedangkan dalam gematria, sebuah kata dapat diubah untuk mensinkronisasikan dengan sejarah atau masa depan, ada fungsi manipulatif atau perencanaan dalam hal ini.
Numerologi sampai saat ini masih digunakan sebagai sebuah ilmu yang dipercaya sebagai dasar perhitungan dari jalan hidup seseorang yang diperoleh dengan memaknai nilai angka dari hasil komputasi terhadap nama atau tanggal lahir, atau penggabungan keduanya.
Angka yang dimaknai adalah angka dasar, yaitu 0 – 9, tiap angka dalam bilangan dasar tersebut memiliki makna berbeda – beda, maka numerologi digunakan dalam nama misalnya, mengkonversi semua susunan huruf yang membentuk kata – kata itu menjadi angka – angka, kemudian mengkomputasikannya menjadi nilai dalam rentang bilangan 0 – 9. Begitu juga dalam tanggal lahir, maka susunan angka tanggal lahir, kata akan diuraikan ke dalam bentuk angka – angka, sampai dengan nilai bilangan akhirnya adalah terdiri dari hanya satu bilangan dalam rentang bilangan dasar.
Contoh : Jika seseorang bernama “Budi Santoso”
Lihat pada tabel tentang konversi susunan angka terlampir
Konversi nilai dari masing – masing hurut dari nama tersebut sesuai nilai yang ada pada tabel, maka kita perloleh angka dari nama itu adalah ;
2 + 3 + 4 + 9 + 1 + 1 + 5 + 2 + 6 + 1 + 6 = 40
Karena 40 terdiri dari masih 2 bilangan, maka jumlahkan sampai menjadi satu bilangan dasar
4 + 0 = 4
Maka nama Budi Santoso memiliki makna angka ‘4’
Sekarang kita lihat dari tanggal lahir, misalnya Budi Santoso terlahir pada 2 Februari 1998
Bulan februari adalah bulan 2
Maka susunan bilangannya seperti ini
2 + 2 + 1 + 9 + 9 + 8 = 31
31 masih terdiri dari 2 angka, maka kita jumlahkan lagi
3 + 1 = ‘4’
Maka secara tanggal lahir kebetulan juga Budi Santoso memiliki makna angka ‘4’
Itu adalah contoh penggunaan hitungan paling sederhana dalam numerologi, maka setelah ditemukan angka yang mewakili makna dari nama dan tanggal lahir Budi Santoso, tinggal melihat makna angka 4 itu di dalam interpretasi jalan kehidupan, seperti dibawah ini :
• 1 – adalah kesendirian, ambisi, inisiatif, tipe pemimpin.
• 2 – adalah kebersamaan, kerja sama, kesetiaan, intuisi
• 3 – adalah kreatifitas, ekspresi diri
• 4 – adalah pragmatis / realistis
• 5 – adalah kebebasan
• 6 – adalah tanggung jawab, memelihara
• 7 – adalah introspektif dan analitif
• 8 – adalah orientasi pada bisnis
• 9 – adalah humanisme / kemanusiaan
Penjelasan diatas adalah makna dari angka dijelaskan dalam bahasa yang singkat, interpretasi ini merupakan karakter yang menjadi jalan hidup dari seseorang berdasarkan nama dan tanggal lahir.
Dalam kasus contoh diatas, kebetulan nama Budi Santoso memiliki angka dari nama dan tanggal lahir dalam jumlah sama, ‘4’, tetapi bila yang terjadi dalam kasus lain ada perbedaan dari angka nama dan tanggal lahir, maka yang lebih berlaku dalam menginterpretas
ikan ke dalam jalan kehidupan adalah tanggal lahir, karena tanggal lahir yang langsung berhubungan dengan astrologi, sedangkan nama adalah bagian dari freewill masing – masing yang menentukan misi hidup, ini lebih ditentukan oleh diri sendiri sebelum dilahirkan.
Inilah alasan mengapa orang sering melakukan ganti nama, karena ia merasa nama dan tanggal lahirnya tidak selaras, dan ini akan memperberat dalam pencapaian tujuan hidupnya.
Sedangkan dalam gematria, ada perbedaan dengan numerologi, angka yang diinginkan ditentukan lebih dahulu, setelah menemukan angka dan maknanya, baru proses pembuatan nama dilakukan untuk mengejar filosofi dari nama itu sesuai dengan angka maknanya (fungsi perencanaan).
Atau sebaliknya, sebuah nama yang sudah ada, diubah menjadi sesuai dengan makna yang diinginkan (fungsi manipulatif).
Gematria Perencanaan.
Contoh dalam perencanaan adalah, misalnya kita ingin membuat sebuah usaha, maka kita memerlukan perencanaan yang matang termasuk visi, misi, dan brand, jika kita telah memiliki visi dan misi, maka brand harus menyesuaikan dengan visi dan misi itu.
Misalnya, kita ingin membangun sebuah usaha jasa konsultasi hukum, visi dan misi utamanya dalam usaha misalnya adalah angka no ‘5’, bermakna ‘kebebasan’.
Maka kita mencari brand yang tepat untuk mewakili kebebasan itu dengan menggunakan hitungan numerologi seperti contoh diatas.
Misalnya secara pemilihan nama, pemilik usaha tersebut menginginkan nama biro hukumnya “Mandira”, saat dihitung, Mandira memiliki nilai angka;
4 + 1 + 5 + 4 + 9 + 9 + 1 = 33
3 + 3 = 6
Makna dari nama ‘Mandira’ adalah 6, sedangkan value yang diinginkan adalah ‘5’, artinya brand ini tidak bermakna sesuai dengan visi dan misi perusahaannya. Kemudian direncanakan ulang, maka brand harus berubah agar bernilai angka ‘5’. Diubahlah menjadi brand baru “Mandiri”, mari kita hitung ulang.
4 + 1 + 5 + 4 + 9 + 9 + 9 = 41
4 + 1 = 5
Nama “Mandiri” bermakna ‘5’, ini adalah nama yang sesuai dengan visi dan misi, karena value dari visi dan misi dengan nama, sama, bermakna ‘5’. Ini disebut gematria dalam perencanaan.
Gematria Manipulatif.
Gematria manipulatif digunakan dalam keperluan tertentu, misalnya perubahan brand dari usaha yang kurang sukses, dilakukan dengan perhitungan sama dengan contoh diatas. Atau pengubahan bersifat manipulatif, seperti yang dibahas dalam artikel tentang ‘666’, jika kita mengharapkan orang berpikir 666 adalah angka yang harus dihindari, maka pengaruhi pikiran mereka dengan dasar sejarah yang kuat, seperti pada contoh tentang kasus
Kaisar Nero ( https://
www.facebook.com/permalink.php?st
ory_fbid=1648999165391642&id=1
00008447227348 ).
Gematria adalah bagian dari numerologi, dengan proses yang sebaliknya dari numerologi, seperti dalam contoh – contoh yang telah digambarkan diatas. Kepercayaan tiap orang berbeda terhadap filosofi ini, tetapi pada prinsipnya filosofi gematria dan numerologi adalah berdasarkan keselarasan proses alam semesta.
Semua proses yang terjadi di alam semesta adalah pola – pola matematis yang menciptakan kenyataan atau kondisi, perubahan susunan angka – angka pada pola itu adalah perubahan manifestasi dari kenyataan.
Itu sebabnya mengapa gematria dan numerologi menjadi sebuah dasar dari perhitungan dalam astrologi, karena dengan memahami pola matematis alam semesta, maka kita sebenarnya dapat memprediksikan apapun yang akan terjadi sesuai dengan dinamika dari trend perubahan angka yang terjadi dalam periode tertentu.
Apakah tiap psychic pasti memahami pola hitungan ini? Belum tentu. Lalu bagaimana mereka bisa meramalkan sesuatu yang akan terjadi jika tanpa memahami dasar dari pola ini? Itu yang disebut intuisi, atau intuitive thinking, intuisi adalah kemampuan berhitung yang tanpa menggunakan rumus apapun, tetapi berdasarkan instinct yang mengambil fakta dari fenomena apapun yang terjadi, seorang psychic sangat mungkin tidak mengerti atau tidak dapat menjabarkan pola – pola matematis seperti diatas, tetapi, kata hatinya berbicara dalam bahasa energi, hitungan itu terjadi bukan pada pikiran fisiknya, tetapi pada pikiran energinya, ia tidak bisa menjelaskan secara ilmiah pemahamannya itu karena ia tidak mengerti pola matematisnya.
Tetapi ramalannya tetap benar, karena perhitungan itu telah dilakukan dalam pikiran energinya, dirinya hanya menerima pesan yang disampaikan yang merupakan hasil dari perhitungan ini yang telah diproses di energinya, bukan pikiran fisiknya.
Ini adalah alasan dasar mengapa seorang psychic biasanya tidak menjelaskan alasan secara rasional, karena pola matematis alam semesta dalam fenomena yang lebih besar akan jauh lebih rumit dari hitungan dasar diatas.
Contoh – contoh diatas adalah hanya sebagai bentuk contoh perhitungan yang paling dasar, mudah dipahami, dan itu menggambarkan pola matematis dari proses lain yang lebih rumit dari itu semua.
Paling tidak, apa yang dijelaskan diatas adalah penggambaran pola paling sederhana, maka jika fenomena yang akan dihitung jauh lebih rumit dari sekadar nama, tanggal lahir atau brand, anda dapat mengembangkan hitungan ini ke dalam hitungan dalam bentuk pola multiplicity, rumus dari Phytagoras banyak membahas pola multiplicity alam semesta, itu menjadi patokan dasar astronomi dunia sampai dengan saat ini.
Numerologi dan gematria adalah dua ilmu yang sering kali dirahasiakan demi kepentingan pihak – pihak tertentu, ini bukan sebuah ilmu sesat, ini adalah ilmu – ilmu yang sangat masuk akal, semua hanya berdasarkan hitungan rasional matematika, itulah pola dasar sistem kerja alam semesta.
Maka sekali lagi, siapapun mengatakan ini sebagai sebuah kesesatan, maka itulah penyesat pikiran manusia. Tidak ada yang pernah sesat dalam alam semesta, tidak ada yang pernah absolute, semua adalah relatif karena adanya dinamika dalam kehidupan.
Rumus akan berjalan tetap, hanya itu yang absolute, tetapi bahkan dalam matematika alam semesta, semua angka tidak absolute, susunan angka itu berubah tiap saat karena tiap objek saling mempengaruhi.
Absolutisme hanya menggiring pemikiran kita kepada kondisi tanpa perubahan, vibrasi yang rendah, dan pikiran yang berada pada vibrasi rendah adalah pikiran yang terkungkung dalam jebakan kehidupan, tidak berhasil memaknai apapun dalam kehidupan. Itulah pilihannya, berjalan selaras dengan alam semesta, atau terjebak dalam sempitnya pemahaman pikiran karena dogma yang sengaja menempatkan pikiran pada vibrasi rendah agar bisa dimanfaatkan, bukankah itu sebuah kebodohan?
Via – David Devanta