Shamanisme – Spiritual Tertua Bumi.
Shamanisme, sebuah ajaran spiritual kuno, dan dalam catatan sejarah dunia ajaran ini dikatakan sebagai ajaran spiritual tertua yang dikenal manusia di Bumi. Peradaban – peradaban sejarah manusia dari masa prasejarah sampai dengan saat ini masih terkait sangat erat dengan ajaran Shaman, dalam jaman modern saat ini Shamanisme memang tetap menjadi bagian hidup dari sebagian manusia di Bumi, di tiap negara, dan wilayah berbeda.
Tidak ada definisi pasti tentang Shamanisme, tetapi kita dapat melihat ciri ajaran ini adalah dari teori – teori tentang menempatkan pikiran pada sisi tersembunyi yang berada pada dimensi berbeda pikiran, atau dikenal dengan istilah ‘roh’ atau ‘jiwa’, dalam pemahaman ini, roh adalah penentu kesehatan fisik, karena ia adalah energi yang menggerakkan fisik dan pikiran manusia, maka semua penyakit dapat disembuhkan dengan menganalisa akar dari penyakit tersebut di roh manusia.
Ini adalah ciri utama dari Shamanisme / Shaman.
Dalam data sejarah, Shamanisme berasal dari kata ‘Shaman’, berasal dari bahasa Siberia, tepatnya suku yang dikenal dengan nama ‘Tungus’, suku ini adalah suku asli yang berkembang membentuk Siberia menjadi sebuah peradaban besar di dunia. Shaman memiliki arti kata “orang yang dapat melihat dalam kegelapan”, atau “orang yang dapat melihat kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan semu kehidupan”, orang – orang yang memiliki kemampuan ini, disebut sebagai “Shaman”, mereka adalah penyembuh bagi manusia – manusia lain, pembimbing, dan pengajar filosofi dasar kehidupan, berupa ajaran – ajaran tentang hidup dan alam semesta, dan petunjuk apapun yang akan terjadi dalam kehidupan seseorang atau bangsa, maka mereka sering disebut juga sebagai peramal nasib.
Para pengikut Shaman disebut sebagai penganut Shamanisme, pemahaman ini biasanya tidak disebut sebagai agama, tetapi lebih kepada ajaran hidup bagi manusia. Mengapa tidak bisa disebut sebaga agama? Mereka tidak bergantung pada kitab – kitab apapun, tetapi murni berdasarkan ajaran turun temurun yang diwariskan kepada anak cucu mereka, dan dalam tiap generasi pasti ada turunan Shaman yang menjadi pembimbing dalam peradaban mereka, kitab – kitab mereka adalah hanya catatan, berasal dari sumber berbeda, merupakan rangkuman pemahaman yang diajarkan oleh banyak sekali Shaman yang pernah hidup bersama peradaban mereka sejak jaman nenek moyang mereka.
Tiap peradaban di dunia pada masa lalu memiliki banyak Shaman, dalam satu peradaban biasanya terdiri dari beberapa orang Shaman yang menjadi pembimbing dari peradaban tersebut, dan biasanya salah satunya adalah menjadi Shaman yang secara resmi menjadi kepercayaan dari kerajaan yang berkuasa.
Dasar dari ajaran Shaman adalah bahwa keseimbangan energi yang terjadi pada diri seseorang mempengaruhi kesehatan fisik, tingkat kesadaran, dan pola pikir tentang kehidupan yang dijalani, Shaman menyembuhkan penyakit apapun yang diderita oleh seseorang dengan cara menyeimbangkan energi pada tubuh fisik dan halus dari penderita, bantuan keseimbangan yang diberikan ini kemudian bereaksi dengan timbulnya self healing pada diri sendiri karena keseimbangan energi tersebut.
Shaman juga biasanya mengajarkan tentang penggunaan tumbuhan sebagai penyembuh dari penyakit tertentu, ramuan, atau kita kenal dengan istilah jamu di Indonesia, ramuan – ramuan ini bukan hanya berkhasiat menyembuhkan, tetapi juga menyehatkan dan dapat dengan mudah ditemukan dari tanaman – tanaman yang berkembang dalam wilayah peradaban tersebut berada, termasuk juga beberapa jenis tanaman yang jika dipadukan memberikan efek memabukkan atau sebagian psikotropika yang dapat mengubah tingkat kesadaran pikiran.
Selain Siberia, Mongol dan Indian adalah salah satu bangsa yang ahli membuat ramuan – ramuan tumbuhan dalam penyembuhan penyakit fisik. Di Mongol, penggunaan tanaman Ginseng menjadi salah satu andalan dalam penyembuhan penyakit apapun, dan peningkatan vitalitas tubuh fisik manusia. Suku – suku Indian mengenal ‘Ayahuasca’ sebagai minuman ritual yang mampu membuat pikiran mereka mengalami apa yang disebut sebagai ‘Shamanic Journey’, minuman dari beberapa campuran tanaman psikotropika ini mampu mengubah tingkat kesadaran pikiran manusia untuk memasuki realm yang diluar dari kondisi yang bisa dicapai dalam keadaan sadar. Di tiap peradaban selalu ada ramuan – ramuan tradisional yang dikembangkan dari teori – teori Shaman.
Dalam berbagai ajaran Shaman yang ditemukan dalam peradaban – peradaban berbeda di dunia termasuk di Indonesia, ada beberapa ciri yang dapat kita kenali sebagai
Shamanisme :
• Pemahaman tentang roh manusia
Shaman memiliki pemahaman tinggi tentang roh manusia, dan keseimbangan yang terjadi dalam lapisan – lapisan tubuh halus manusia, ‘aura’, salah satu istilah yang banyak disebut dalam Shamanisme.
• Shaman dapat melakukan kerjasama dengan entitas tertentu
Shaman selalu memiliki jalur khusus dengan nenek moyang atau entitas tertentu yang berasal dari dimensi jauh lebih tinggi dari manusia, hal ini dikenal dengan istilah ‘lineage’ (garis / jalur). Yang paling umum adalah entitas dari nenek moyang. Indian selalu mengagungkan nenek moyang mereka, yang berada di kehidupan dibawah Mount Shasta (Lemuria), disebut dengan ‘Great Spirit’, atau di Indonesia kita menemukan banyak dukun yang mengacu pada jalur khusus, misalnya ke Prabu Siliwangi dan pembesar Pajajaran, Majapahit, dan banyak contoh lainnya di tiap daerah berbeda.
• Shaman melakukan ritual dengan nyanyian, tarian, permainan perkusi, minuman / ramuan, meditasi
Nyanyian, tarian, permainan perkusi, meditasi, dan ramuan adalah salah satu media untuk mencapai peningkatan kesadaran dalam tugas Shaman memberikan pencerahan. Kita ambil contoh Nordic dan Scandinavia misalnya, mereka selalu menggunakan perkusi dan nyanyian dalam ritual Shamanisme bangsa mereka, tiap bangsa memiliki ciri tersendiri dalam ritual. Di Indonesia kita memiliki banyak sekali tarian yang dianggap mistis, seni adalah ekspresi tertinggi dari kesadaran, seni berasal dari intuisi, bukan dari pikiran dimensi ketiga, maka dengan menggunakan kesenian, seseorang atau sekelompok orang dapat mencapai tingkat kesadaran lebih tinggi.
• Binatang adalah bagian dari ritual
Binatang sering kali menjadi bagian dari ritual, atau sebagai makhluk penyampai pesan bagi manusia, seperti cerita bangsa – bangsa Eropa tua mengenal serigala sebagai penyampai pesan, Irlandia mengenal serigala adalah makhluk yang menjadi pelindung manusia di malam hari, dan mereka adalah perwakilan dari entitas yang lebih tinggi dari manusia, dalam bentuk binatang yang berada bersama manusia, mereka melindungi manusia di hutan – hutan.
• Shaman memasuki dunia diluar realita dimensi ketiga
Shaman dengan sengaja mengalami kesurupan untuk menjadi mediator dari entitas yang akan memberikan pandangan hidup atau ajaran kepada para pengikutnya. Atau Shaman menggunakan orang lain sebagai mediator penyampai pesan kepada para pengikutnya.
• Perkusi selalu menjadi bagian dari Shamanisme
Perkusi adalah bagian yang tidak pernah terpisahkan dari Shamanisme, perkusi selalu ditemukan dalam berbagai peradaban dunia, bangsa – bangsa tua di dunia pasti memiliki perkusi khusus yang mereka gunakan dalam ritual. Perkusi adalah pembentuk irama, ritme dari perkusi mempengaruhi pikiran seseorang, seperti hipnotis, menggerakkan langsung alam bawah sadar. Tiap bangsa memiliki jenis perkusi berbeda, dari jenis terkecil sampai dengan terbesar, alat – alat ini merupakan pembentuk irama yang menentukan tingkat kesadaran.
Shamanisme yang berkembang dalam sejarah manusia terdiri dari berbagai aliran, tergantung dimana mereka berkembang, maka ciri – ciri seperti yang disebutkan diatas adalah merupakan ciri yang ditemukan pada seluruh pemahaman bangsa – bangsa dalam sejarah.
Di Indonesia, Shamanisme adalah peninggalan nenek moyang bangsa ini, dan sampai sekarang masih tetap ada, masyarakat saat ini mungkin lebih mengenalnya sebagai perdukunan, walaupun image tentang dukun sering kali diartikan negatif dalam konotasi pikiran. Sebenarnya negatif atau positif adalah tergantung pelakunya sendiri, jika kita lihat dari sejarah peradaban manusia di dunia, semua bangsa menganut Shamanisme dan mengembangkan ajaran – ajaran itu sebagai pedoman hidup.
Kita dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya Shamanisme berasal dari sumber yang sama, diluar dari dimensi fisik manusia, dimensi ketiga, entitas – entitas yang berada pada dimensi lebih tinggi dari itu yang menjalin komunikasi dengan manusia yang menjalin jalur khusus baik karena garis keturunan atau hubungan lain, mengajarkan ilmu – ilmu yang sama dari pemahaman mereka.
Yang menjadi perbedaan adalah karena mediatornya / Shaman adalah individu – individu yang berbeda – beda, masing – masing tentu memiliki ego, dan ini adalah manusiawi, maka kita mengenal ada istilah ilmu hitam, ilmu putih, tergantung siapa pelakunya dan apa tujuannya. Ilmu tidak ada yang hitam dan putih, semua ilmu sama, jika itu digunakan untuk fungsi semestinya, itu akan menjadi sebab yang baik, jika itu digunakan untuk fungsi mencelakakan orang lain atau kepentingan jahat lainnya, dampaknya tentu akan buruk, tetapi ilmunya sama, tidak ada bedanya sama sekali.
Mengapa dalam banyak agama Shamanisme dikatakan sebagai ajaran sesat? Pada kenyataannya, tidak ada yang pernah sesat jika semua dipahami dengan baik dan menyadari fungsi dari diri sebagai manusia. Sesat adalah istilah yang tidak obyektif, hanya berlaku bagi orang – orang yang masih terjebak dalam dualitas, pada kenyataannya, bisakah anda sebut agama yang tidak menjalankan ajaran Shaman di dunia ini? Tidak ada, silahkan anda analisa sendiri, dalam cara yang berbeda, agama mengajarkan peningkatan kesadaran, seharusnya, tetapi banyak pemahaman tentang itu yang dimanipulasi untuk kepentingan mengontrol umat manusianya.
Jika anda mau teliti lebih jauh, ada ajaran yang sama persis dengan Shamanisme dalam agama – agama yang ada saat ini, banyak sekali jika anda dalami agama apapun dalam kehidupan ini. Maka dikatakan ilmu itu berasal dari sumber yang sama, tetapi aliran itu adalah ego dari manusia pengikut alirannya yang tidak mengerti apapun sebenarnya, jika mendalami itu semua, tidak akan ada perbedaan besar, hanya perbedaan cara, bukan ajaran.
Banyak orang pada masa ini mulai membuka pikiran untuk meningkatkan kesadaran, karena tidak ada jawaban yang akan ditemukan dengan berada dalam kesadaran fisik, terlalu banyak fenomena yang tidak pernah terjawab, tetapi dengan berada pada kesadaran lebih tinggi, manusia sebenarnya mampu melihat bahwa ada teknologi – teknologi cosmic yang menjawab fenomena yang terjadi, dan semua dapat ditemukan dalam diri sendiri.
Nenek moyang bangsa Indonesia, adalah salah satu peradaban yang mengembangkan Shamanisme, sama dengan peradaban – peradaban lain di Bumi, Shamanisme adalah ajaran kuno yang mampu membawa mereka mencapaii kesadaran tinggi dalam kehidupan.
Mereka tidak memeluk agama apapun pada masa lalu, dan pemahaman mereka jauh lebih tinggi terhadap alam semesta daripada manusia keturunan mereka pada masa ini yang umumnya hanya terjebak dalam dualitas pikiran. Maka, sadarilah bahwa manusia adalah makhluk spiritual, bukan makhluk fisik, terjebak pemahaman fisik artinya tidak mampu keluar dari dualitas apapun, dan hanya mengurung pikiran pada tingkatan terendah. Yang mengatakan shamanisme adalah sesat, itulah penyesat pikiran manusia.
Via – David Devanta