Teori kontroversial Mengusulkan Mesir Kuno Adalah Pendiri Peradaban Cina.
Sebuah teori yang sangat kontroversial yang diajukan oleh seorang Profesor menunjukkan Mesir kuno adalah pendiri peradaban Cina. Hal ini mungkin terdengar sangat aneh dan mengejutkan banyak pihak karena pada pandangan pertama tampak seolah-olah dua peradaban kuno ini memiliki sedikit kesamaan. Namun, berdasarkan teks-teks kuno dan studi topografi telah menggiring sang Profesor menyimpulkan bahwa Cina kuno pada kenyataannya migran (pendatang) dari Mesir.
Sun Weidong adalah Profesor geokimia di Universitas Sains dan Teknologi di Hefei, Anhui, China yang juga tertarik dalam sejarah kuno. Ketika ia mempelajari teks-teks Cina kuno klasik dan topografi dari kerajaan Xia yang secara tradisional dianggap sebagai dinasti pendiri China, bermasa 2.070-1.600 SM, ia melihat sesuatu yang membingungkan.
Menurutnya, ada hubungan yang sangat erat antara Mesir kuno dan Cina kuno.
“Ke arah utara sungai terbagi menjadi sembilan sungai,” tulis Sima Qian dalam historiografi abad pertama, dalam Catatan Sejarah Agung. “Bertemu, membentuk sungai berjajar mengalir ke laut.”
Profesor Sun Weidong kata ini dapat diartikan sebagai bahwa aliran “yang dimaksud adalah bukan Sungai Kuning China yang terkenal, yang nyatanya hanya mengalir dari barat ke timur. Hanya ada satu sungai besar di dunia yang mengalir ke utara dan itu adalah Nil, menurut Profesor Sun Weidong.
Professor Sun Weidong melakukan penanggalan radiometrik perunggu Cina kuno dan menemukan temuan mengejutkan bahwa komposisi kimianya lebih sesuai dengan perunggu Mesir kuno daripada bahan tambang dari Cina asli.
Baik ide Sun dan kontroversinya seputar temuan ini berasal dari tradisi yang jauh lebih tua dari arkeologi nasional China, yang selama lebih dari satu abad telah berusaha untuk menjawab pertanyaan ilmiah dasar yang selalu demikian dipolitisasi :
Darimanakah orang-orang Cina berasal ?
Sun berpendapat bahwa teknologi Zaman Perunggu China, yang secara akademis luas dianggap oleh para ahli pertama kali masuk ke arah utara negara melalui Jalur Sutra prasejarah, yang sebenarnya adalah masuk melalui laut. Menurut dia, pembawa nya adalah Bangsa Hyksos, orang-orang Asia Barat yang memerintah wilayah Mesir utara sebagai orang asing antara abad 17 dan 16 SM, hingga masa pengusiran mereka.
Dia mencatat bahwa Bangsa Hyksos memiliki waktu yang lebih awal pada hampir semua teknologi yang sama luar biasanya – metalurgi perunggu, kereta, melek huruf, tanaman dan hewan peliharaan – yang arkeolog temukan di kota kuno Yin, ibukota dinasti kedua China, Shang, antara masa 1.300 dan 1.046 SM, karena Hyksos diketahui telah mengembangkan kapal perang dan perdagangan yang memungkinkan mereka berlayar menyeberangi Laut Merah dan Mediterania, Sun berspekulasi bahwa ketika dinasti mereka runtuh, populasi kecil yang lolos menggunakan teknologi penjelajahan laut akhirnya membawa mereka dan budaya Zaman Perunggu mereka ke pantai Cina.
Teori Profesor Sun Weidong ini sangat kontroversial dan telah menerima banyak kritik.
Mengantisipasi kritik, Sun menulis secara online yang memeriksa lagi asal-usul peradaban Cina mungkin nampak konyol di mata sebagian orang, karena sejarawan lama menyatakan dengan jelas :
“Kami adalah anak-anak dari Yan dan Kaisar Kuning.”
Kaisar Kuning.
Sejarawan Sima Qian mengambil tokoh-tokoh legendaris sebagai nenek moyang dari Bangsa China Han; dan Kaisar Kuning yakni cicit Yu Agung, sebagai pendiri dinasti Xia yang sedikit mitologis.
Ini dikisahkan sebagai asal usul kekaisaran Cina dan terus diakui selama beberapa dekade setelah Republik menggantinya pada tahun 1912, sehingga bahkan para ikonoklastik dan pemberontak bangsa – diantaranya Sun Yat-Sen, Chiang Kai-Shek, maupun pendiri Republik Rakyat Cina Mao Zedong di antaranya – akhirnya merasa perlu untuk memberikan penghormatan di makam Kaisar Kuning.
Bahkan sekarang, klaim sering diulang-ulang bahwa peradaban Cina berusia sekitar 5.000 tahun yang diambil sebagai titik awal pemerintahan yang layak pada kaisar legendaris ini.
Sun menemukan keterkaitan Cina dan Mesir kuno pada tahun 1990-an ketika dia mengambil gelar Ph.D. di laboratorium radiasi Universitas Sains dan Teknologi. Dari sekitar 200 lebih item peralatan perunggu merupakan tanggung jawabnya untuk dianalisa, sebagian berasal dari kota Yin. Ia menemukan bahwa radioaktivitas Perunggu Yin-Shang ini memiliki karakteristik yang hampir sama persis seperti perunggu Mesir kuno, yang menunjukkan bahwa sumber logam tambang mereka semua berasal dari sumber yang sama : yakni tambang di Afrika.
Mungkin mengantisipasi kontroversi serius, pengawas doktor Sun tidak mengijinkan Sun melaporkan temuannya pada saat itu. Sun diminta untuk menyerahkan data dan beralih ke proyek lain. Dua puluh tahun setelah penelitian dan sekarang menjadi profesor yang mempunyai haknya sendiri, Sun akhirnya siap untuk mengatakan semua yang dia ketahui tentang Yin-Shang dan budaya Zaman Perunggu China.
Sumber :
Leave a Reply