Air Langit untuk Masyarakat Dunia.
Makoto Murase memelopori daur ulang air hujan perkotaan di Jepang. Sekarang ia menyebarkan upayanya ke daerah-daerah yang mengalami krisis air bersih dan aman.
Ketika banyak orang menganggap hujan adalah gangguan yang menyebalkan, Makoto Murase justru melihatnya sebagai sumber air tawar bagi jutaan orang.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan hampir 800 juta penduduk bumi kekurangan akses air bersih dan aman untuk diminum. Di Bangladesh saja, hampir 40 juta penduduk di pedesaan terpaksa harus membeli air atau mendapatkan air dari kolam yang tercemar. Tetapi Murase, pelopor daur ulang air hujan di dunia, berupaya untuk mengubah kondisi itu.
Terdidik sebagai farmakolog, Murase adalah mantan pegawai negeri yang bekerja di departemen perlindungan kota di Sumida, distrik di timur Tokyo yang selokannya kerap banjir selama musim hujan.
“Mimpi saya ialah untuk mengatasi krisis air minum di mana saja. Kita hidup di bawah langit yang sama,” kata Murase.
Pada awal 1980-an, ia merintis daur ulang air hujan perkotaan dengan merancang sistem pemulihan air yang dikumpulkan, disaring dan disimpan dalam tangki penampungan bawah tanah berukuran besar. Sistem tersebut membantu mengurangi banjir dan membantu menyediakan sumber daya yang digunakan untuk irigasi, air minum, serta keperluan mandi, cuci, kakus.
Sistem awal yang dipasang di Stadion Sumo, Tokyo, terbukti sukses sehingga kota akhirnya memutuskan untuk membangun tangki air bawah tanah pada semua bangunan baru, termasuk Skytree, gedung tertinggi di Jepang. Lebih dari seribu bangunan di Tokyo sekarang panen dan mendaur ulang air hujan. Berkat ide briliannya, kini Murase dikenal sebagai “Dr. Skywater”.
“Saya memutuskan untuk menyebut air hujan sebagai “air langit” setelah mempelajari kearifan nenek moyang kita, yang percaya bahwa air itu adalah hadiah dari surga dan menyebutnya dengan air langit, sebagai bentuk penghormatan,” katanya.
Setelah berhenti dari pekerjaannya di kota, Murase mulai mendirikan Institute for Sky Water Harvesting dan Skywater Bangladesh, perusahaan sosial yang ia harap dapat memberikan sistem pengumpulan air hujan murah bagi penduduk di desa-desa negara itu. Rolex Laureate juga telah menerbitkan sebuah buku berjudul Sky Water: Rain in Japan and Around the World.
“Perhatian utama saya ialah bakteri, arsenik dan kadar garam di daerah pedesaan,” katanya.
Ia menambahkan, “Banyak orang yang terlalu miskin untuk membayar air, atau mereka tinggal di perumahan desentralisasi, sehingga tidak ada sistem pipa air yang dapat dipasang. Air langit gratis.”
Murase mengatakan bahwa sistem pemanen dan penyimpanan air hujan dapat menyediakan air minum yang aman untuk jutaan penduduk di Nepal, Vietnam, Kamboja, Laos, Myanmar, Indonesia, India dan Filipina, karena di negara-negara tersebut, hujan menyediakan cukup air untuk disimpan sebagai persediaan.
“Mimpi saya ialah untuk mengatasi krisis air minum di mana saja. Kita hidup di bawah langit yang sama,” pungkas Murase.
Sumber :
http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/11/air-langit-untuk-masyarakat-dunia