RAHASIA PENTINGNYA SHALAT DIAWAL WAKTU
Inilah Rahasia Mengapa Shalat Harus di Awal Waktu – Rasulullah saw sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakan shalat fadhu di awal Seperti yang beliau sabdakan,”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Swt adalah Shalat pada waktunya, Berbakti kepada kedua orang tua, dan Jihad di jalan Allah Swt.” (HR Bukhari & Muslim)
Inilah Rahasia Mengapa Shalat Harus di Awal Waktu
Ternyata anjuran tersebut ada hikmahnya. Menurut para ahli, setiap perpindahan waktu sholat, bersamaan dengan terjadinya perubahan tenaga alam dan dirasakan melalui perubahan warna alam. Kondisi tersebut dapat berpengaruh pada kesehatan, psikologis dan lainnya. Berikut ini kaitan antara shalat di awal waktu dengan warna alam.
Waktu Subuh
Pada waktu subuh, alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi (Ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. Mengapa? Karena tiroid tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih tertidur. Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada tingkatan optimal. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita terutama pada waktu ruku dan sujud.
Waktu Zuhur
Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang. Mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan sholat Zuhur berulang kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang keceriaannya.
Waktu Ashar
Alam berubah lagi warnanya menjadi oranye. Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu prostat, rahim, ovarium/ indung telur dan testis yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan. Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang sering ketinggalan waktu Ashar akan menurun daya kreativitasnya. Di samping itu organ-organ reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut.
Waktu Maghrib
Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat bertenaga karena mereka ikut bergetar dengan warna alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan mengerjakan sholat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini banyak gangguan atau terjadi tumpang-tindih dua atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana yang bisa mengganggu penglihatan kita.
Waktu Isya
Pada waktu ini, warna alam berubah menjadi nila dan selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh ini. Dengan tidur pada waktu Isya, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta dengan frekuensi dibawah 4 Hertz dan seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat. Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna putih, merah jambu dan ungu. Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar pineal (badan pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada otak) kelenjar pituitary, thalamus (struktur simetris garis tengah dalam otak yang fungsinya mencakup sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks serebral, bersasama dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan hypothalamus (bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan suhu). Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan sholat malam (tahajud).
Kita sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur karena telah di’karuniakan’ syariat shalat oleh Allah Swt sehingga jika dilaksanakan sesuai aturan maka secara tak sadar kita telah menyerap tenaga alam ini. Inilah hakikat mengapa Allah Swt mewajibkan shalat kepada kita sebagai hambaNya. Sebagai Pencipta Allah swt mengetahui bahwa hambaNya amat sangat memerlukan-Nya. Shalat di awal waktu akan membuat badan semakin sehat.*** (syaamilquran.com/ sumber: motivasi islami abadi)
http://syaamilquran.com/inilah-rahasia-mengapa-shalat-harus-di-awal-waktu.html#.U9gP-VjzcbP.facebook
Mohon dishare !
MENGENAL RAHASIA SHOLAT
Sholat itu ada Nyawanya.
ada Nafsunya.
ada Tulangnya.
ada Kepalanya.
ada Tangan dan Kakinya.
1. ) TAKBIRATUL IHRAM itu Nyawa Sholat.
Karena di dalam Takbiratul Ihram tersimpan 4 Rahasia yaitu :
1. Tuba’dil
2. Munajat
3. Mi’raj
4. Ihram
2.) NIAT itu Nafsu Sholat.
Karena Niat adalah pernyataan dari pada kehendak untuk mewujudkan asal dari pada cita-cita Manusia.
3.) AL-FATIHAH itu Kepala Sholat.
Karena membaca Al-Fatihah itu adalah antara Tuhan dengan hambanya, maka hendaklah ketika membaca Al-Fatihah seolah-olah jika tiada sesungguhnya, bahwa kita sedang berkata-kata langsung dengan Tuhan.
4.) TUMA’NINAH itu Tubuh Sholat.
Karena tanpa Tuma’ninah di dalam Sholat itu tiada beradab maka hendaklah perangai tubuh di hadapan Tuhan yang Maha Mulia lagi Maha besar harus tertib.
5.) RUKU dan SUJUD itu Tulang.
Tatkala Ruku itu di umpamakan engkau menilik kebawah Arsyil Azim, bahwa engkau tunduk dibawah kebesaran Allah SWT, maka hendaknya menilik kepada hakekat diri engkau yang suci, Tunduk dan patuhlah sambil menyatakan puji, tatkala sudah nyata yang ditilik itu baru boleh bangkit dari Ruku, Tatkala bangkit, di umpamakan pula menilik kepada Nubuah Rasulullah SAW, dan menilik kepada keesaan Allah SWT.
Tatkala Sujud, engkau menyatakan atas hak kepada Tuhan, bahwasannya kita fakir, dhoif, lemah dan bodoh.
Sujud juga diumpamakan tersungkur dibawah Arsyil Azim, yang menyatakan bahwa kita telah kembali dari pada semula dalam keadaan suci, saat mana didalam alam Arwah sejak hari ALASTU. Demikian hendaknya ketika Ruku dan Sujud.
6.) TAHYAT itu tangan Sholat.
Setelah bangkit dari Sujud yakni engkau duduk diantara dua sujud, di umpamakan engkau duduk tajjali berhadapan nyata dengan Tuhan.
Saat itu engkau menerima atas pernyataan keampunan, rahmat dan petunjuknya. Duduk itu di umpamakan engkau berada di dalam Qalbu LATIFAH, Qalbu Mu’minin, di atas Baitullah.
Tatkala engkau membaca TASYAHUD yaitu dengan isyarat telunjuk kanan itulah hakekat pernyataan atas janji, sumpah dan saksi semula di dalam hari ALASTU yakni membenarkan bahwa Allah itu Tuhan yang sebenarnya, sehingga engkau KARAM di dalam lautan Murakabah, asyik di bawah kebesaran Allah hingga diri yang pasrah itu tersungkur suci di dalam tubuh INSANUL KAMIL.
Bahwa, Tahyat itu asal Sholat,
1. Puji Nabi Muhammad SAW kepada Allah Ta’ala ketika dibawah Arsyi.
2. Puji Allah SWT kepada diri Nabi Muhammad SAW.
3. Puji Malaikat didalam Arsyi dan sekalian hamba yang Latif.
7.) SALAM itu Kaki Sholat.
Maka, sebelum memberi Salam ke kanan dan ke kiri hendaklah lebih dahulu tilik nyata-nyata bahwa diri yang suci itu tersungkur sunyi sejahtera, bahagia, segan rasanya hendak salam karena asyik Murakabah dengan Allah SWT, Memberi salam itulah suatu pernyataan kepada malaikat yang di kanan dan di kiri, bahwa kita telah datang kembali dari alam Munajat kepada Allah SWT.
Demikian, sekedar fakir sampaikan “Mengenal Rahasia Sholat” Barang siapa sampai perbuatannya dengan fi’ilnya dan dengan Makrifatnya yang tinggi serta melemahkan dirinya dengan tuhan Allah namanya, Dan..
Barang siapa sampai ia melainkan dirinya dan pengrasanya dan pengenalnya dan makrifatnya, penglihatnya, nafinya, isbatnya sifat Allah namanya Bila sempurna wujudnya, pengenalnya, penglihatnya, pendengarnya, penciumnya dan pengrasanya maka itulah ‘puncak makrifatullah” putuslah Makrifatnya.
Disanalah pertemuan Tuhan dengan hambanya. Disanalah peroleh Rahasia Allah SWT. Disanalah ia merasai nikmat Allah dari pada surganya.
MANAKALA…
Datang suatu terang tiada terhingga terangnya.. Terang yang hikmat lagi hening, keatas, kebawah, kekanan, kekiri, ke hadapan ke belakang tiada berkesudahan, sempurna sucinya.
Manakala ia ada berdiri seperti Alif didalam yang terang itulah ISTIQNA namanya. Itulah yang bersifat Kaya berdiri dengan sendirinya, Itulah yang bernama SYAHADAT.
Fi’il Muhammad ujudnya, Makrifat lakunya,
Suci jalannya seperti tempatnya,
Halus sifatnya, Syukur kehendaknya,’
Itulah Ilmu yang kita ikut tatkala kita pulang ke Rahmatullah.
MANAKALA…
Tubuh kita berada di dalam kubur, Setelah selesai di bacakan Talqin Maka pulanglah orang-orang yang menghantar kita ke kubur, Lalu ada seorang yang datang kepada kita, Orang itu bukanlah suatu sosok di luar dari Diri kita.
Orang itu tiada lain Ruh kita juga..
Maka Ia bertanya kepada kita :
YAA MAN HUWA…?
Siapakah aku ini…..?
Perjalanan mengenal Dzat itu bagi yang maklum saja..,
Karena Hakekatnya Dzat Allah itulah yang bernama Muhammad yang berada dalam Hati Nurani dan perjalanan sampai pada ujudnya itulah yang sebenar-benar Insan Kamil dan sebenar-benar Diri.
Jadi..Insan itu ialah pertemuan antara ujung dengan pohon yaitu hidup tiada mati.
Sedangkan yang sebenar-benar insan ialah yang di dalam mata, yang bernama nafas, adapun yang di dalam otak yang bernama Ruh jasmani, dan yang di dalam jantung bernama Ruhani yang didalam hati yaitu Nurani yang bernama nyawa.
Muhammad.. Rasul.. Allah..
Hati.. Jantung.. Otak..
Nyawa.. Ruhani.. Ruh jasmani…
Nyawa kita itu berdiri kepada Ruhani karena ruhani itu bayang-bayang Nabi Muhammad dan bayang-bayang inilah :
Nyawa kita,
Akal kita,
Nafas kita,
yang berdiri kepada HATI LATIFAH.
LATIFAH inilah Hakekat yang tinggi karena :
Tatkala ia mengetahui maka dinamai HATI,
Tatkala berkehendak kesana-kesini dinamai NAFSU, Tatkala ia membedakan antara baik dan buruk maka dinamai AKAL,
Tatkala hidup dinamai RUHANI.
Tatkala ia akan Allah Ta’ala dan Nabi Muhammad dinamai hati LATIFAH.
Isra mi’raj ceritera tentang perjalanan.
Tajjali = perjalanan turun.
Taraqqi = perjalan naik.
Tanazzul = perjalan turun dan naik.
Bahwa,
Asal wujud Adam mesti mengembalikan amanah.
“KHALAKAL INSANA MIN TIN’
Asal di jadikan manusia itu dari pada tanah/Adam, Adapun wujud Adam dari pada Nur Muhammad, Jasad dan ruh di ciptakan dari pada Nur Muhammad juga.
Sebenar-benar Diri ialah Ruh, sebenar-benar Ruh ialah manusia, sebenar-manusia ialah Muhammad, sebenar-benar Muhammad ialah Nur Allah, sebenar-benar Nur Allah ialah Nur Dzat, sebenar-benar Nur Dzat ialah ILMU PENGETAHUAN PANDANG SYUHUD, yaitu pandang salik kita, Naik dan turun.
Naik pujinya HU
Turun pujinya ALLAH
Tak kala naik pujinya HU melengkapi tujuh petala langit wujudnya ‘Laa syauten wala harfun’ tiada huruf tiada suara Dzat dirinya Tak kala turun pujinya ALLAH melengkapi tujuh petala bumi wujudnya ‘Ba basyariah’ Dzat dirinya.
Tak kala turun pujinya ALLAH melengkapi tujuh petala bumi wujudnya ‘Ba basyariah’ Dzat dirinya. Inilah yang dinamakan perjalan, diceritakan dengan isra mi’raj..,
Inilah yang dinamakan maqam salik taraqqi..
Inilah yang dinamakan Tanazzul..
Turun dan naik tetap berdiri sendirinya sampai pulang ke Rahmatullah.
Hakekat Sholat
– Berdiri betul, hidup kita yang tiada mati maka hentikan nafas kita sebelum takbiratul Ihram
– Ruku naikan nafas
– I’tidal pendengaran kita
– Sujud adalah penciuman kita
– Bacaan adalah pembicaraan kita
– Duduk adalah ketetapan iman kita
– Tahiyat adalah ketetapan keyakinan kita
– Salam adalah Makrifat kita
– Puji-pujian keseluruhannya adalah hakekat keluar masuk nafas
– Dzikir adalah denyut seluruh nadi kita di ingat atau tidak di ingat itulah AL-HAQ.
Inilah hakekat sholat sewaktu Isra dan Mi’raj atau Ummulul Quran atau Perintah.
Inilah isyarat sholat Daim
Ingat ini!
Setelah tanya maka diberi tahu..
Setelah tahu jangan ada ragu,
Apabila ragu itu namanya ‘kafir zindik’
sebab, Berdirinya Ahmad (Alifullah) itulah ALLAH sebenar-benarnya.
ILMU HAKEKAT INSAN adalah rahasia insan diri kita yang harus diketahui, inilah yang dimaksud oleh paham tasauf sebagai SURGA MAKRIFATULLAH Bahwa keadaan insan diri mukmin itu adalah himpunan 7 sifat LATIFAH yaitu :
1.) Latifatul Qolbi = getaran hidup didalam jantung
2.) Latifatur Ruh = getaran hidup didalam paru-paru
3.) Latifatus Sirr = getaran hidup didalam limpa
4.) Latifatul Khafi = getaran hidup didalam hati
5.) Latifatul Akhafa = getaran hidup didalam empedu
6.) Latifatu Nafsun Nathiqah = getaran hidup didalam otak
7.) Latifatu Kulli Jasadi = getaran hidup didalam seluruh jasad
Seluruh getaran hidup inilah yang bermakna : HU…. HU…. HU…. HU….
Dia AHMAD… Dia…. MUHAMMAD…
Itulah AKU yang sebenar-benarnya AKU.
Itulah SURGA MAKRIFAT.
Itulah JANNATUN NA’IM.
Itulah kesempurnaan nikmat yang maha Kekal di akhirat nanti, Saatnya kita di ridhoi menyaksikan Insanul Kamil … Diri AHMAD. Maka itulah hakekat surga yakni Jannah yang sebenar-benarnya. Karena AHMAD itulah MALIKI YAUMIDDIN. Yang memiliki Syafa’at di akhirat nanti, Karena AHMAD itulah MALIKIL JABBAR. Yang memiliki Nikmat yang kekal di akhirat nanti, Dan…
Hakekat Neraka yakni azab Jahanam
Yaitu, Mereka-mereka yang tidak di ridhoi menyaksikan Insanul Kamil. Namun ,
Karena kasih sayang Rasulullah SAW kepada umatnya akhirnya di selamatkan.
Bahwasannya akan disuruh Malaikat-malaikat Rahmat agar mengeluarkan umat Rasulullah dari ‘neraka’ itu bagi siapa yang masih ada imannya ..sebesar zarrah.., atau separuhnya.., atau seperempatnya.., atau sekecil-kecilnya.. Kemudian di berikan kesempatan untuk menyadari
Apakah masih belum puas…?
“Bahwa AKU yang sebenar-benarnya hanyalah AHMAD”
“Bahwa AKU yang sebenar-benarnya AKU adalah ALLAH”
…. mau sampai kapan…?
Ilmu Hakekat Insan Yang menjadi pokok pembahasan ilmu Makrifat pada mulanya adalah dari surah Al-Iklas
“QULHU ALLAHU AHAD…”
Dimaknakan menjadi :
“Katakan hai Muhammad Allah itu Esa”
Dari makna inilah timbul pendapat bahwa Muhammad Rasulullah itu manusia biasa, atau pesuruh Allah di dunia untuk menyelamatkan manusia dari pada kemusyrikan dan kemunafikan.
QUL + HUWA = berkata HUWA domirnya ialah ANTA. Kalau Anta tidak ada maka tidak ada yang menyatakan : “Qulhu Allahu Ahad”
Maka, Anta dalam Ilmu Makrifat ada dua makna yaitu :
1.) Anta yang Dzahir
2.) Anta yang Batin
Adapun Anta yang dzahir adalah Al Insan Nabi kita Muhammad SAW, maka insan itu adalah alat komunikasi atau sebagai jarum jam diri orang Mukmin yang bergerak setiap detik,
Tiada huruf dan tiada suara, di ingat tidak di ingat, bergerak terus memuji DiriNya sendiri, 1X24 jam = 28.000 pujiNya, di ingat atau tidak di ingat. Adapun Anta yang Batin yakni Sirrul Insan adalah Muhammad SAW jua, maka HUWA dan ANTA hanya satu saja yaitu Huwa Muhammad atau Huwa Ahmad Anta Muhammad dinamaka Mubtada yaitu kalimat yang menjadi pokok perhatian di dalam Ilmu Makrifat.
Dan Allah itu dinamakan Kabar Awal yaitu Kabar pertama menerangkan tentang keadaan HUWA. Sedangkan Allah (Tuhan) kabar yang umum pada yahudi dan nasranipun memakainya, namun Al-Quran menerangkan dengan kalimat :
“WAMA HUM BI MU’MININ”
‘Dan tiadalah mereka itu orang yang beriman”
Sebenarnya karena mereka tidak yakin dengan kalimat syahadat : “WA ASHADU ANNA MUHAMMADARRASULULLAH”
Tahukah kalian…,Bahwa didalam kitab Nasrani sekarang nama Allah sangat banyak disebutkan, demikian pula “HU” ada 6000 lebih banyaknya. Dan bagi kita, kitab itu tidak bisa di imani karena nama nabi Muhammad SAW telah di hilangkan.
Maka demikian juga bila kita ada mengenal ilmu batin yang hanya mengenal Allah saja dan tidak mengenal Nabi Muhammad SAW, itu sama saja dengan ilmu batinnya Yahudi dan Nasrani.
Ingat ..!! Bukan kita menghilangkan nama Allah sama sekali, bahwa Allah tetap ada, namun yang dikenal dengan Allah hanya Rasulullah SAW. Inti Makrifat adalah mengenal diri yang sebenar-benarnya. Bahwa kita berasal dari Allah (Qadim) kemudian kembali kepada Qadim (Allah), dengan kalimat : INNALILLAHI WAINNAILAIHI ROJI’UN.
3 faktor penting dalam Makrifat adalah :
1.) La ta’yin = Belum ada ketentuan
Ahadiyah = Maha Tunggal
Dzatul Buhti = Dzat yang kekal.
Penjelasan :
Disini Allah di umpamakan laut yang tiada bergelombang.. Dia-lah Tuhan yang maha suci dan maha tinggi, tiada martabat diatasNya lagi. Bahwa manusia sudah ada sejak dahulu dan tiada terpisah dengan Tuhannya, Bahwa kita sudah berada dalam rahasia Allah SWT, namun karena Allah belum ada Nampak, maka kita belum juga di tampakkanNya, jadi sejak La ta’yin manusia sudah tetap dalam rahasia Allah tetapi belum ada pengakuan apa-apa karena belum nampak dan belum ditampakkan.
2.) Ta’yin awal = Ketentuan yang pertama
Wahdah = Tunggal
Hakekatul Muhammadiyah = Asal mula segala yang ada.
Penjelasan :
Disini Tuhan telah menampakkan diriNya, maka ditampakkan-Nyalah manusia itu dahulu (titik) didalam dirinya sendiri seraya melihat dan berkata :
ALASTU BIRABBIKUM?
Maka di jawab dengan :
BALA SYAHIDNA
Setelah pengakuan ini terjadi maka Tuhan berkata : “Saat ini Aku akan mengambil empat anasar dari tubuhmu Ku jadikan alam agar engkau menetap kelak”, maka kita menjawab dengan kalimat :
‘LA HAULA WALA KUATA ILLABILLAH’
Setelah itu diambillah :
– Dari Rahasia dijadikan Api
– Dari Ruh dijadikan Angin
– Dari Hati dijadikan Air
– Dari Tubuh dijadikan Tanah
Maka jadilah Alam semesta dengan segala isinya, Selanjutnya “titik” itu mengembang menjadi banyak, tumbuh dan besar menjadi ALIF.
3.) Ta’yin tsani = Ketentuan kedua
Wahdiyah = Mentauhidkan
Hakekatul Adam = Asal mula manusia
Penjelasan :
Bahwa Alif pada Dzat menyelubungi semua rahasia yang ada,
Disini Allah seumpama laut dengan gelombangnya, sesungguhnya Allah SWT Tuhan yang maha suci lagi maha tinggi diumpamakan laut, sedangkan semua yang ada diumpamakan gelombang, adapun gelombang itu tiada terpisah dari laut adanya.
Bahwa : Ketiga martabat diatas semuanya adalah Qadim.
Yang terdahulu atau terbelakang hanya lah sebutan saja, bukan karena waktu.Ketika kita mengatakan Ahdah (maha tunggal), Wahdah (tunggal), Wahdiyah (menunggalkan)
Atau..
Ketika kita mengatakan La Ta’yin (belum tentu), Ta’yin awal (sudah tentu), Ta’yin tsani (ketentuan berikutnya)
Maka.. Ketiga martabat itu semua adalah Qadim. Sedangkan yang awal dan yang akhir hanya perkataan saja, bukan karena waktu namun karena sesungguhnya laut yang tiada bergelombang, disitu juga terdapat satu gelombang (titik), maka dari titik itu berkembang menjadi banyak, itulah yang dinamakn ALIF, pada hakekatnya satu saja namun tiga dalam sebutan.
Mengertilah akan hal ini betul-betul.. Jadikan dasar pegangan dalam hati sanubari, Bahwa tiada terpisah kita dengan Allah SWT, Dari awal yang tiada berawal hingga akhir yang tiada berakhir. Inilah satu pemahaman Makrifat yang sempurna, Kosong (0) itulah yang disebut LAISA yang bernama Wajibul ujud, Tajjali sendiri menjadi Nur Muhammad bernama titik zarrah, Dari titik menjadi Alif yaitu terjadinya alam semesta.
Kosong (0) nafas turun menahan itulah kesempurnaan syahadat, adanya denyut kita.
Titik adalah rahasia Nabi kita ‘Nur Salasia’ yang ter-rahasia yaitu ‘…’
Dua nama satu wujud, yaitu rahasia titik dan kosong itulah adanya.
Alif waktu keluar nafas kita, kodrat dan iradatnya, bernama Allah Ta’ala, semata-mata asma dan af’al.
Kembali dari asalku (dzahir dan batin) Asal Alif dari pada bapak (Hak Allah), Jadi tubuh kita HAKULLAH (sudah diterima oleh ibu) Kenyataannya, nama dan yang punya nama memuji nama, Jadi yang berkata dan yang bersuara ‘Nur Salasia’ Itulah nama Allah yang ter-rahasia.
Itulah yang menggenapkan 99 nama Allah menjadi 100 = 1 yaitu ‘…’
Nur Salasiah’ itulah yang benar-benar LAISA, Nur yang awal-awal muncul karena kedzahiran nabi Muhammad SAW yang luar biasa, semata-mata hanya ikhtibar bagi kita umat Rasulullah SAW. “Aku adalah seperti kamu jua..” ini perkataan ikhtibar saja.
Rasulullah SAW itu ‘U’ Ahad.
Ke dzahiran kita manusia Muhammad namanya.
Laki-laki dan perempuan, Adam dan Hawa, tiada lain adalah dari satu titik noktah.
Itulah yang dikatakan satu kesatuan,
Itulah ujud hakiki Rasulullah SAW
Sudah Nampak..? jangan di pahami lagi..!
Kaitannya…?
Alif itu Dzat Tuhan kita,
kepada Ahmad menjadi ilmu,
kepada kita menjadi suatu rahasia.
Mana yang memisahkan..? Nama pada Tuhan, tubuh kepada Muhammad, iman kepada kita.
Yang lebih dulu ? sifat Tuhan, kepada Muhammad menjadi nyawa, kepada kita menjadi ruh.
Yang menyatukan ? tubuh yaitu Af’al Tuhan, Kelakuan Muhammad, Hati kepada kita.
Barang siapa sholat, maka hendak-lah tahu hal ini :
– Yang berbuat hanya Allah fana pada Sifat
– Yang hidup hanya Allah fana kepada Dzat
– Dzahir sifat Allah dan yang sebenar-benar sifat kita yaitu Allah
– Dzahir dzat Allah yaitu dzat kita yang batin
Bahwa, Tiada yang maujud hanya Allah.
Syahadat itu saksi, yang disaksi ILLAHA itu Tuhan, dan ILLALLAH itu Esa, Saksi itu ikral dengan lidah, yang dipersaksi tilik dalam hati, mengaku saksi badan,tempat bersaksi Tuhan HAQ Subhana watala.
Karena ASYHADU itu tubuh kita, ALLA itu darah kita, ILAAHA itu Nyawa kita, ILLALLAH itu rupa kita sendiri dengan dirinya.
“ASYHADU ALLA ILLAHA ILLALLAH = U = MUHAMMADAR RASULULLAH”
“U” itulah kesempurnaan syahadat, Naik nafas.. turun nafas.. mesrakan.
Yang diumpamakan cermin itu badan kita, dan yang diumpamakan menilik cermin itu kembalilah pandang yang cermin itu kepada yang menilik.
Berdiri sholat ingat hati akan Allah taala, AKU rahasia yang memerintah ruh, Ruh memerintah hati, Hati memerintah tubuh, Berdiri sembahyang itu Allah jua yang ada yang esa sendirinya
Tiada dua..
Allah memuji dirinya sendiri, Itulah fana kita, Tiada kita lagi bertubuh batin dan dzahir
Hanya Allah taala bertubuh Muhammad batin dan dzahir, Muhammad itulah rahasia atau sir, Di dalam sirr itu AKU (Allah), Itulah hakekat Takbir ratul ihram.
Tatkala mengatakan ALLAHUAKBAR maka :
Yang mengatakan Allahu Akbar itu Muhammad dan yang empunya kata itu Dzat Allah Subhanahuwatala
Tatkala mengatakan AlLLAHU AKBAR maka : Allah itu Dzatnya dan Muhammad itu sifatNya.
“USHOLLI HAQQI MUHAMMADIN SAW”
“ALLAH…….. HU.. AKBAR”
ALLAH (Dzat Allah bagi diri, Sifat Allah bagi Rupa, Asma Allah bagi nama, Af’al Allah bagi kelakuan)
AKBAR (Hayat itu hidup, Ilmu itu tahu, Kodrat itu kuasa, Iradat itu berkehendak)
Nyawa sholat = Takbir ratul Ihram
Nafas sholat = Niat
Kepala sholat = Fatihah
Tubuh sholat = Tuma’ninah
Tangan sholat = sujud
Telinga sholat = setengah qiyam ruku
Kaki sholat = salam
Pelihara-lah amanat yang dititipkan Tuhan kepada kita.
Pelihara-lah Ruhani-mu.
Jagalah jangan sampai amanat itu dicabut, saat Tuhan menilik dengan sifat KahharNya.
Sahabat, Karena orang berkata “Nyawa itu urusan Tuhan” maka lemahlah orang membicarakannya.
Dalam Ilmu Hakekat Insan Nyawa itu dinamai RASUL yang bernama MUHAMMAD.
Kepada Muhammad itulah putusnya pengetahuan kita. Bahwa, kita tiada sampai kepada martabat pengenalan terhadap Tuhan melainkan hanya Muhammad sajalah Wasilah untuk menyampaikan pengenalan kepada Tuhan.
“ ARAFTU RABBI BI RABBI “
Ku kenal Tuhanku dengan Tuhanku,
Ku kenal Tuhanku dengan mengenalnya jua, yaitu Muhammad.
Muhammad-lah yang senantiasa berkasih-kasihan dengan Tuhan, tiada putus-putusnya.
Muhammad itulah rahasia sifat Tuhan.
Orang yang maqam hakekat sholat, tafakur dan apapun jua harus melalui Musyahadah.
Musyahadah harus melalui maqam fana,
Maqam Fana itu meniadakan diri yang kasar pada diri yang halus.
Artinya dalam akuan kita tiada Adam yang kasar ini, yang ada hanya Muhammad dengan TuhanNya. Inilah yang di maksud mati Hakekat, maka beradalah diri dalam keadaan setengah sadar, Hanya sampai disinilah batas pengetahuan kita.
Adapun Nyawa tatkala sakaratul maut bagaikan cahaya lampu yang kembali cahaya itu kepada lampunya tatkala lampu padam, karena cahaya lampu itu adalah hak lampunya, maka pulanglah hak itu kepada empunya hak.
QULLU MIN INDILLAH
Katakan, bahwa semua itu dalam genggamanKu Sahabat,
Teruslah berusaha untuk dapat mengenal diri yang batin yang bernama Muhammad.
Kalian akan mengetahui bahwa wujud Muhammad itu ada pada rahasia Ketuhanannya.
Barang siapa tiada mengetahui batin Muhammad dalam rahasia Tuhannya maka sekali-kali tiadalah ia mendapat kesempurnaan pada Makrifatnya. Lalu., bagaimana orang yang belum sempurna Makrifatnya pada saat Sakratul maut..?
Nyawa orang itu akan ditarik dengan isim Kaharnya Allah, namun bagi yang mengenalNya akan dikasihiNya
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tiada mengambil faedah atau maksud pada apa yang diperbuatnya.
Oleh karena itu, Tiliklah keelokannya maka kita akan ditilik dengan sifat JAMAL “Hadratur Rahman” Tiliklah kuasaNya, maka kita akan ditilik dengan sifat JALAL “Hadratur Rububiyah” Tiliklah kesempurnaanNya, maka kita akan ditilik dengan sifat KAMAL “Hadratur Sariji” Orang yang tiada sampai kepada sebenar-benarnya mengenal, maka ditilik dengan sifat KAHHAR karena menilik kekerasannya Bahwa,Jasmani akan kembali kepada bumi Ruhani akan kembali kepada Nur Muhammad Nyawa akan kembali kepada Empunya Hak. MUSYAHADAH adalah bermesraan antara ujud kepada DzatNya seperti mesranya cahaya dengan lampunya, pujinya Hu-Allah
SAKARATUL MAUT adalah saat Ruhani meninggalkan jasmani, seperti kembalinya cahaya lampu kepada lampunya, pujinya Allah – Hu
Tinggallah Nyawa memuji Tuhannya dengan pujinya Ah – Ah.
Lalu.. kembalilah Nyawa kepada Empunya Hak, dengan pujinya : LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMADAR RASULULLAH, Tiada dengan huruf, tiada dengan suara.
syahadat tauhid dan syahadat diri mohon penjelasannya) Syahadat Rasul + Syahadat Tauhid = Syahadat diri.
Lazimkan syahadat diri TANPA SUARA..
Naik nafas sudah “LA ILLA HA ILLALLAH”
Turun nafas “ U.. MUHAMMADURRASULULLAH”
Sampai mesra.. tidak boleh keluar.. tarik perasaan sampai ke hati.
Bunyi lagi “LA ILA HA ILLA ANTA” tahan nafas tidak boleh keluar, langsung tarik nafas keatas pelan-pelan “LA ILA HA ILLA HUA” berarti lebur.., saat turun nafas juga tidak boleh dikeluarkan, pelan-pelan, mesrakan ke bulu-bulu, kulit, dengan perasaan. Inilah hakekat syahadat, mesra dzahir dan batin, bertubuh nur saja.