#SepertiGunungPadang
_____
“Sejarawan Sebut Balok Batu di Pura Gangsian Peninggalan Manusia Purba”
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA – Sejarawan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), I Made Pageh menyebut, situs bebatuan di Pura Gangsian, Desa Tinggar Sari, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, Bali dibangun oleh manusia purba.
Tepatnya saat zaman megalitikum pada peradaban zaman besi, setelah berakhirnya zaman batu.
(Misteri Situs Balok-balok Batu di Pura Batur Gangsingan)
Pageh mengatakan, ketika itu manusia purba memahat bebatuan membentuk balok-balok menggunakan besi. Balok-balok batu yang tersusun itu diperkirakan sebagai tempat pemujaan leluhur.
“Untuk mengerjakan batu itu sudah membutuhkan besi, berarti itu sudah ada pada zaman besi, yaitu setelah zaman neolitikum. Pada zaman besi sudah muncul peradaban megalitikum, peradaban manusia purba yang telah melakukan pemujaan terhadap roh leluhur yang sakti untuk memohon keselamatan desa maupun keluarganya. Batu-batu itu mereka gunakan sebagai sarana pemujaan,” katanya, Senin (1/2/2016).
Ada tiga jenis batu sebagai sarana pemujaan leluhur oleh manusia purba.
Antara lain Menheer berupa batu berdiri, Punden berundak berupa batu yang disusun bertingkat, Sarkopah atau sarkopagus berupa peti terbuat dari batu padas, Peti Batu berupa sebuah peti yang terbuat dari batu, dan Vondusa berupa meja batu.
Situs di Desa Tinggar Sari menurutnya termasuk Punden Berundak.
Punden ini sudah ada sejak zaman pra sejarah, ketika manusia masih belum mengenal tulisan.
“Tahun terjadi pada zaman pra sejarah, pra munculnya tulisan, mereka belum mengenal tulisan, karena sejarah ditandai ketika manusia telah mengenal tulisan,” ucapnya.
Di Bali sendiri menurutnya sudah banyak ditemukan situs bebatuan. Situs-situs itu terutama tersebar di Pura-pura tua. Namun baru kali ini ditemukan situs Punden Berundak di Bali.
Kini ia berencana akan meneliti situs itu.
Mengingat selama ini masih belum ada sejarawan dan arkeolog yang mengetahui keberadaannya.
Pertanyaan yang harus digali antara lain asal mula ditemukan bebatuan, teknologi pemindahan dan cara pemahatan.
“Kita akan coba lihat, karena kita juga belum tahu. Itu harus jadi perhatian khusus, apakah batu itu dikerjakan di tempat lain lalu dipindahkan ke situ. Itu kan membutuhkan pengerahan tenaga manusia dan teknologi pemindahan sehingga perlu dijadikan perhatian,” pungkasnya. (*)
sumber berita: [http://bali.tribunnews.com/2016/02/01/sejarawan-sebut-balok-batu-di-pura-gangsian-peninggalan-manusia-purba]
_____
*Versi Astral Projection*
Dede Yasa Varmaraksha:
“Perkiraan klo berdasarkan pada tokoh yg kami dapatkan datanya, kira2 26jt tahun yg lalu.
Yg ada sekarang itu hanya bagian bawahnya saja dari bangunan yg sesungguhnya menjulang tinggi sekali.
Fungsinya dimasa itu adalah “watch tower” sisi barat sebuah keraton, dengan persenjataan lengkap dimasa itu yg belum bisa ditandingi teknologi sekarang.”
sumber foto: [https://m.facebook.com/DedeYasaVarmadeva/albums/10203475722715938/]
Leave a Reply