Klem logam kuno ditemukan di sejumlah situs megalitik, kuil dan monumen prasejarah lainnya di seluruh dunia, adalah salah satu misteri kuno terbesar yang belum terpecahkan sepanjang masa.
Mengapa sang pembangun ini menggunakan serta membutuhkan penjepit logam kecil untuk menahan blok batu besar pada tempatnya ?
Bagaimana teknologi ini nampak menyebar hingga ke Mesir kuno, Pra-Columbus Peru dan Kamboja ribuan tahun yang lalu ?
Negara-negara ini dipisahkan oleh jarak ribuan mil. Siapa yang mengajari nenek moyang kita menggunakan teknologi ini ? Penggunaan klem logam berbentuk “T” ini telah ditemukan di Tiahuanaco, Ollantaytambo, Koricancha dan situs Yuroc Rumi, yaitu Kota Legendaris Vilcabamba. Klem ini juga digunakan pada Kuil Parthenon, bangunan di Mesopotamia, Mesir dan Kamboja.
Beberapa ilmuwan menyarankan klem ini digunakan untuk tujuan seremonial. Peneliti lain menunjukkan bahwa klem logam kuno ini digunakan untuk menjaga blok batu tetap terikat, sehingga menjadi kuat dalam posisi yang tepat.
Beberapa jejak menunjukkan klem logam dimaksudkan untuk menggabungkan beberapa blok batu besar yang bahkan mesin modern kini tidak bisa mengangkatnya.
Sayangnya, sangat sedikit klem yang selamat. Spanyol mengambil banyak klem, yang dikira mereka emas. Beberapa diantaranya dihiasi dengan perak dan emas, yang terdokumentasi dengan baik ketika seluruh tentara Spanyol menghancurkan struktur ini, hanya untuk mengambil klemnya.
Penjepit dari Masa Pra-Columbus Amerika Selatan telah diteliti menunjukkan logam ini terbuat dari paduan yang sangat tidak biasa yaitu : arsenik 2,05%, tembaga 95,15%, besi 0,26%, silikon 0,84% dan nikel 1,70%.
Komposisi ini sangat menarik karena tidak ada sumber nikel di Bolivia. Pada awalnya arkeolog meyakini klem dipasang pada alur/lekukan tersebut lalu dipasang, tetapi hasil scan baru-baru ini mengungkapkan bahwa logam dituangkan ke dalam lekukan alur ini, yang berarti pembangun ini memiliki peralatan smelter portabel/mudah dibawa-bawa.
~ Smelter adalah fasilitas untuk mengolah hasil tambang yang berguna untuk meningkatkan kandungan logam contohnya timah, nekel, tembaga, emas, dan perak.~
Logam yang digunakan hanya bisa meleleh pada suhu yang sangat tinggi; tingkat suhu jaman dahulu yang diperkirakan tidak mampu (menurut pengetahuan kita). Paduan logam langka antara nikel, perunggu dan arsenik membutuhkan suhu yang sangat tinggi.
Lubang Braket di Puma Punku, jika dianalisis, menunjukkan kandungan platinum, logam yang hanya meleleh pada suhu 1.753° C dan aluminium, yang seharusnya tidak ditemukan dan diproduksi dalam jumlah tertentu hingga muncul pada abad ke-19.
Jelas sekali nenek moyang kita memiliki akses sebuah teknologi sangat canggih yang hilang pada berabad-abad kemudian, sebuah teknologi dan peralatan yang ilmu hingga kini pengetahuan modern masih belum mampu menjelaskan.
Sumber :