Mantra & Cymatics.
Mantra, berasal dari dua kata dalam bahasa Sansekerta, ‘Man’ artinya pikiran, dan ‘Trai’, artinya membebaskan, maka dua kesatuan kata ini dapat diinterpretasikan sebagai ‘membebaskan pikiran’. Mantra selalu diucapkan dengan menggunakan suara, irama, intonasi atau nada tertentu, karena dalam peradaban kuno, suara adalah bentuk kehendak yang sakral, manifestasi dari energi yang ada dari pikiran.
Suara tidak selalu dalam bentuk bahasa atau kata yang ada artinya, tetapi suara apapun yang keluar dari mulut adalah sebuah ekspresi dari apapun kehendak yang ada dalam pikiran makhluk hidup. Dan pikiran adalah energi, yang dapat diukur dengan frekuensinya, maka apapun yang digambarkan dalam pikiran adalah frekuensi – frekuensi berbeda, bisa diekspresikan dengan menggunakan suara, maka itu suara, dalam bentuk kata / bahasa atau tanpa makna dalam tata bahasa, adalah sakral.
Dalam psikologi modern, para ahli mengungkapkan bahwa mengeluarkan pikiran yang destruktif adalah salah satu cara yang sangat ampuh untuk mengurangi stress, depresi, banyak cara untuk membebaskan pikiran ini agar tidak mengganggu kinerja pikiran kita, ini adalah obat yang sangat efektif untuk menghindari stress karena beban hidup yang kita hadapi sehari – hari.
Mantra salah satu teknik self healing yang telah dilakukan manusia sejak jaman dulu, saat ini hanya sedikit orang menganal mantra untuk penyembuhan dari dalam diri sendiri melalui kemampuan pikiran membentuk realita yang nyata. Sebagian besar manusia modern mempertanyakan, bagaimana sebuah mantra bisa mengubah kondisi kesehatan fisik secara rasional, ini adalah pertanyaan wajar dan kritis.
Dr. Masaru Emoto adalah seorang ilmuan yang berhasil membuktikan secara ilmiah tentang keajaiban mantra dalam mengubah struktur dari materi yang terdeteksi panca indera, ia menggunakan air dan pasir sebagai media percobaannya untuk membuktikan apa yang terjadi pada saat air dibacakan mantra, sumpah serapah buruk, atau bentuk pesan lain yang netral. Cara pembuktian termudah adalah dengan membacakan mantra atau sumpah serapah kepada air di dalam botol, kemudian kita bekukan air tersebut. Mengapa harus dibekukan?
Pada saat air membeku ia akan membentuk gumpalan salju berbentuk kristal, kristalisasi ini terjadi pada saat es mulai perlahan mencair, dalam kondisi ini kita dapat lebih mudah melihat struktur molekul dalam air dengan bantuan mikroskop. Lihat pada gambar terlampir, foto 1 menggambarkan struktur molekul air yang sebelum dibekukan dibacakan mantra yang buruk, sumpah serapah kebencian, ancaman, dah hasil bentuk struktur molekulnya adalah bentuk yang menakutkan.
Foto ke 2 adalah percobaan dengan air yang diberikan mantra cinta, kata – kata yang diungkapkan sebagai cinta yang tulus, hasilnya adalah bentuk mandala yang sangat indah.
Foto ke 3 adalah hasil percobaan dengan melakukan meditasi kepada air, hasil struktur molekulnya adalah bentuk mandala yang indah, menyerupai bentuk anatomi alam semesta dalam ajaran spiritual kuno manusia.
Percobaan tidak hanya dilakukan dengan bahasa atau mantra, tetapi Dr Masaru Emoto menggunakan musik sebagai salah satu media penyampai pesan kepada air.
Lihat foto ke 4, lagu – lagu heavy metal diperdengarkan kepada air sebelum dibekukan, hasil struktur molekulnya adalah seperti terlihat pada foto, struktur yang berantakan.
Foto ke 5 adalah pembuktian dengan pemutaran lagu klasik karya Mozart, hasilnya adalah struktur bentuk mandala dengan pola – pola bersudut kaku, secara kesatuan membentuk susunan yang indah.
Foto ke 6 adalah pembuktian dengan menggunakan lagu karya John Lennon, Imagine, hasilnya adalah struktur molekul air yang membentuk mandala menyerupai kelopak bunga, dengan 6 kelopak dan bagian tengah kosong.
Foto ke 7 adalah percobaan hanya dengan menggunakan kata – kata positif, kata yang digunakan adalah ucapan terima kasih, hasilnya adalah, struktur molekul air yang membentuk susunan mandala yang indah. Dr Masaru Emoto melakukan percobaan dengan berbagai bentuk pesan baik melalui lagu, mantra, kata – kata, dan teks tanpa pengucapan kata – kata apapun, dan hasilnya semua sama, struktur molekul air berubah sesuai dengan pesan apapun yang disampaikan baik melalui kata – kata, lagu atau pesan teks apapun.
Kesimpulannya adalah, air mampu membaca pesan langsung dari pikiran, atau menangkap vibrasi dari suara yang dikeluarkan melalui mulut atau sumber lain, artinya penelitian ini membuktikan dengan jelas bahwa air memiliki kesadaran, ia mampu menerima pesan dari lingkungan sekitar, dalam bentuk apapun, termasuk pesan – pesan dari pikiran.
Maksud apapun dari kita akan tertangkap oleh air, dengan atau tanpa kata – kata, karena pikiran kita adalah vibrasi energi yang tertangkap oleh air. Ilmu pengetahuan ini diberi nama oleh Masaru sebagai “Water Memory”.
Masaru Emoto tidak hanya menggunakan media air sebagai bahan percobaannya, tetapi ia menggunakan materi lain seperti pasir pantai alami, dan hasilnya sama, mereka mengerti apa pesan yang disampaikan oleh manusia, dan membentuk struktur partikel yang berbeda – beda dalam tiap pesan tertentu.
Artinya materi cair dan padat di alam semesta ini mampu menangkap pikiran – pikiran manusia, tiap saat mereka membentuk struktur tertentu sesuai dengan pikiran – pikiran makhluk lain yang berada di sekitar mereka. Pembuktian yang dilakukan Masaru Emoto merupakan salah satu pengetahuan modern yang membuktikan teori – teori kuno yang telah dilupakan manusia modern.
Ini bukan hal baru, ilmu pengetahuan ini telah ada dalam ajaran – ajaran spiritual kuno Asia, dan masih ada sampai sekarang, bantuan pembuktian secara scientific membantu banyak orang dan ilmuan lain untuk terus mengembangkan ilmu berharga peninggalan nenek moyang manusia kepada banyak kalangan di dunia.
Yunani Kuno telah mengenal ilmu ini sejak ribuan tahun, dikenal dengan istilah ‘Cymatic’, seorang filsuf bernama Hans Jenny memperkenalkan Cymatic kepada dunia pada sekitar 70 tahun lalu, ia adalah filsuf yang mendalami ‘Anthroposophy’ (ilmu theurapetic dan pengembangan kreatifitas pikiran).
Hans Jenny memperkenalkan ilmu ini sebagai salah satu ilmu pengetahuan baru di dunia, mengembalikan aspek – aspek natural dan memanfaatkan naturalisme sebagai salah satu metode untuk kesehatan pikiran dan fisik.
Penelitian Dr Masaru Emoto merupakan salah satu pengetahuan yang membuka pikiran manusia modern, tentu banyak orang bertanya lebih kritis tentang ini, bagaimana pembuktian kepada tubuh manusia. Analogi sederhana untuk menjawab itu secara science adalah hal yang sangat mudah, bukalah literatur – literatur kedokteran, unsur apa yang paling dominan berada dalam tubuh fisik manusia? Jawabannya adalah ‘Air’.
70% dari unsur – unsur yang ada dalam tubuh fisik kita adalah air, maka bayangkan, jika kita mengarahkan pikiran kita dengan positif atau negatif, apa yang terjadi pada tubuh fisik kita yang terdiri dari 70% air tersebut? Itu hanya logika sederhana. 30 % unsur lain dalam tubuh manusia terdiri dari materi lebih solid, rata – rata termasuk kategori mineral.
Salah satu materi yang dijadikan bahan percobaan oleh Masaru Emoto adalah pasir, dan pasir memiliki kandungan mineral sangat tinggi. Percobaan tersebut juga membuktikan bahwa materi solid seperti pasir mampu memberikan reaksi sama seperti air dalam penangkapan pesan baik melalui kata – kata ataupun pikiran, artinya baik air dan mineral (dalam kategori besarnya, air dan mineral adalah satu kategori yang serumpun secara kimiawi) sama terpengaruh dengan apapun kondisi pikiran makhluk hidup.
Dengan kata lain, 100% tubuh manusia terdiri dari unsur alam yang terbukti secara ilmiah memiliki kemampuan menangkap pesan dan mengubah struktur mereka menyesuaikan terhadap pesan dari pikiran.
Maka, itulah jawaban secara ilmiah mengapa mantra mampu mengubah seseorang menjadi lebih baik, lebih buruk, atau apapun perilaku yang diharapkan sesuai dengan kehendak pikiran.
Karena tubuh fisik yang terdiri dari materi – materi alam murni sudah pasti menyesuaikan dengan kehendak pikiran tersebut, karena pikiran dan tubuh adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Begitu pula, mengapa mantra bisa menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan fisik, penelitian itu telah membuktikan begitu banyak hal tentang itu. Musik dan suara juga mampu mempengaruhi struktur molekul dan partikel dalam materi cair dan padat, maka musik berpengaruh terhadap kesehatan, ada musik yang berpengaruh baik, buruk, netral, meningkatkan kesadaran, banyak efek yang terjadi baik terhadap fisik maupun terhadap pikiran.
Itu sebabnya dalam peradaban kuno manusia selalu dikatakan bahwa ‘suara’ adalah sakral, suara adalah ekspresi jiwa dan pikiran, apapun yang anda pikirkan dan tidak anda ungkapkan dalam bentuk kata – kata apapun, tetap merupakan sebuah vibrasi energi, ada suara – suara dalam frekuensi yang tidak terdengar oleh telinga, tetapi mempengaruhi diri sendiri dan lingkungan di sekitar anda.
Itu yang selalu dikatakan Buddha, kita mempengaruhi lingkungan sekitar kita, jika kita berubah, maka lingkungan berubah, pikiran kita yang mengubah itu, kita yang menciptakan keadaan nyata itu, semua karena pikiran kita.
Penelitian ini juga secara tidak langsung membuktikan tentang ‘telepati’, semua materi alam semesta mampu melakukan telepati, mereka tidak menggunakan bahasa dalam bentuk kata – kata atau bahasa, tetapi pikiran.
Semua komunikasi dilakukan dengan pikiran ke pikiran, bukan bahasa, suara adalah hanya sebuah bentuk ekspresi dari pikiran, tetapi isi pesan ada pada pikiran. Peradaban kuno di Bumi selalu menggunakan bahasa simbol, atau dikenal sebagai lambang dari ‘brainwave’, mereka menggambarkan gelombang otak ke dalam bentuk visualisasi berupa simbol, dengan cara ini, tidak akan ada salah kaprah karena apapun yang kita lihat dalam bentuk visual adalah kode simbol yang mampu di ‘decode’ oleh otak secara langsung, dan semua makna akan tertangkap dengan sempurna.
Mantra adalah salah satu bahasa dalam bentuk seperti ini, melalui kata – kata, ekspresi pikiran, menggunakan nada dan intonasi tertentu yang merupakan bagian dari ekspresi perasaan dan pikiran untuk menyampaikan maksud tertentu, maka dengan membacakan mantra, kita sebenarnya mengubah diri sendiri melalui pengaruh terhadap unsur – unsur materi alam yang terdapat dalam tubuh kita, mineral dan air, dan itu jelas sangat efektif untuk tujuan apapun.
Mantra mengubah diri dan lingkungan, karena pikiran kita menciptakan kondisi – kondisi itu melalui perubahan struktur terkecil dari tiap materi di dalam diri kita dan di sekitar kita, dan begitulah alam semesta bekerja, tidak ada satupun obyek yang dapat berdiri sendiri, semua saling terkait, semua saling ketergantungan, karena semua satu kesatuan yang sama.
Via-David Devanta.