SEJARAH GUNUNG NABI DI PAPUA YANG DISEMBUNYIKAN (?)
Sejarah ISLAM di PAPUA yg ditulis oleh Ustadz Fadlan Garamatan yg sdh lama mengabdikan dirinya berdakwah di PAPUA. Di artikel tersebut dikatakan bahwa PAPUA yg dulunya bernama IRIAN, sebenarnya nama aslinya adalah NUU WAAR yg berasal dari bahasa Irarutu di Kerajaan Nama Tota, Kabupaten Kaimana. NUU WAAR berasal dari kata NUU EVA. NUU artinya adalah cahaya. Sedangkan EVA adalah nama HAWA, istri NABI ADAM yg disebut dalam bahasa Ibrani. Dalam perjalanan waktu kata EVA berubah menjadi WAAR yg artinya adalah MENYIMPAN RAHASIA. Maka NUU WAAR diartikan sebagai Negeri atau Bumi yang menyimpan rahasia atau dapat diartikan sebagai BUMI PENUH RAHASIA / BUMI PENUH MISTERI.
Nama NUU WAAR adalah nama yang berkembang bagi penduduk-penduduk asli Papua yang saat itu sudah memeluk Islam sejak tahun 1214 M. Islam masuk ke BUMI NUU WAAR (sekarang bernama PAPUA) dibawa oleh Syaikh Iskandar Syah dari Kerajaan Samudra Pasai pada tanggal 17 JULI 1214 M. Lalu dilanjutkan oleh Raden Fatah dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1400 M. Kemudian pada tahun 1517 M, Ibnu Battutah singgah di NUU WAAR dalam pelayarannya mengelilingi dunia dan melihat di NUU WAAR masih banyak masyarakatnya yang tidak memakai pakaian alias telanjang bulat. Sehingga NUU WAAR disebut juga oleh Ibnu Battutah sebagai NEGERI “URYAN” (terbaca IRYAN/ IRIAN) yang artinya TELANJANG. Para pelaut Bangsa Portugis juga pernah singgah di BUMI NUU WAAR pada tahun 1526-1527 M, dan mereka menyebut NUU WAR dengan ISLA DE ORO (ISLAND OF GOLD). Dakwah Islam di BUMI NUU WAAR kemudian dilanjutkan oleh Aru Pataka dari Kerajaan Bone pada tahun 1611 M dan Sultan Tidore dari Kerajaan Tidore pada tahun 1816 M. Barulah pada bulan April 1854 M, dua orang Penginjil asal Jerman bernama Carl Willem Ottow dan Johann Gottlob Geissler berangkat ke Ternate untuk meminta surat jalan ke Sultan Tidore untuk menuju Pulau Mansinam di BUMI NUU WAAR. Akhir Mei 1854 M, Ottow dan Geissler tiba di Ternate dan belajar bahasa NUU WAAR selama setengah tahun, dan barulah pada tanggal 5 Februari 1855 mereka berdua tiba di Pulau Mansinam bersama-sama dengan Sultan Tidore menggunakan kapal milik Kerajaan Tidore. Setibanya di Pulau Mansinam, Sultan Tidore melihat penduduk asli disana sudah memeluk Islam.
Perubahan nama NUU WAAR menjadi PAPUA terjadi sejak VON DER WALL menulis Kamus Bahasa Melayu – Belanda yg di dalamnya terdapat istilah kata “PAPOEWAH” yang merujuk kepada para penduduk pribumi yang ada di BUMI NUU WAAR yg artinya adalah ORANG YANG BERAMBUT KERITING. Kata PAPOEWAH ini berasal dari Bahasa Melayu yaitu PUA-PUA yang artinya adalah KERITING. Nah isitilah kata PAPOEWAH inilah yg terus dikembangkan oleh Bangsa Belanda dan dilafalkan menjadi PAPUA sebagai bagian dari upaya politik memecah belah warga pribumi dan menghasut mereka bahwa mereka bukanlah bagian dari INDONESIA karena bentuk fisik tubuh mereka berbeda dan lebih mirip orang Afrika. Kemudian pada akhirnya dalam Konferensi Malino Tahun 1963, ditetapkanlah nama PAPUA menjadi IRIAN yang merupakan singkatan dari IKUT REPUBLIK INDONESIA ANTI NETHERLAND. Dan terakhir pada tanggal 1 JANUARI 2000 ketika GUS DUR masih menjabat sebagai Presiden Indonesia, ia mengembalikan nama IRIAN menjadi PAPUA dan hingga sekarang kita mengenal PULAU IRIAN sebagai TANAH PAPUA / BUMI PAPUA bukan sebagai BUMI NUU WAAR.
Teka-tekii Tempat bernama GUNUNG NABI di PAPUA ada pada nama NUU WAAR itu sendiri.
Legenda yang masih diyakini penduduk setempat di BUMI PAPUA sampai sekaranh adalah bahwa nenek moyang mereka ADAM dan HAWA berasa dari suatu tempat bernama GUNUNG NABI yang terletak di Kecamatan BABO, sekarang masuk wilayahKabupaten TELUK BINTUNI, dimana sebelumnya masih merupakan wilayah Kabupaten MANOKWARI yang nama aslinya bukan MANOKWARI melainkan MA-NUK-WAR yang merupakan pengucapan untuk MA-NUU-WAAR yang artinya Orang yang Berasal dari NUU WAAR yang berada di tempat yang tinggiyang sekarang dikenal sebagai GUNUNG NABI di Kecamatan BABO, Provinsi PAPUA BARAT.
Masyarakat pribumi yang tinggal dan lahir di BABO mengatakan bahwa menurut para orang tua mereka bahwa nama BABO berasal dari kata BAABUSSALAM yang artinya PINTU KESELAMATAN. Dan masih menurut masyarakat pribumi di BABO bahwa arti NUU WAAR adalah POHON CAHAYA. NUU artinya adalah CAHAYA dan WAAR adalah POHON. Mereka mengatakan bahwa karena mendekati POHON TERLARANG NUU WAAR yang ada di GUNUNG NABI, ADAM dan HAWA akhirnya diturunkan dari SURGA yang ada di GUNUNG NABI yang ada di BABO lengkap dengan busana seperti ketika mereka masih di SURGA yg ada di GUNUNG NABI.
Menurut cerita masyarakat setempat bahwa GUNUNG NABI adalah tempat Nabi Adam dan Hawa diturunkan setelah mendekati pohon NUU WAAR yang ada di SURGA di dalam wilayah GUNUNG NABI di BABO. Masyarakat setempat disana jg meyakini bahwa di GUNUNG NABI ini terdapat bekas-bekas terdamparnya Kapal Nabi Nuh. Dan satu lagi, masyarakat setempat disana juga mengatakan bahwa PRESIDEN SUKARNO juga pernah diasingkan oleh Belanda ke BABO dan ketika di BABO beliau pergi ke GUNUNG NABI untuk bertirakat dan dari GUNUNG NABI beliau mendapatkan sebuah pusaka sakti.
Apakah GUNUNG NABI adalah gunung yang sama yang dimaksud dalam KITAB TAURAT yang dalam bahasa Ibrani disebut dengan GUNUNG NEBO dan dalam bahasa Arab disebut dengan JABAL NIBU? Jika mengingat nama dari BABO yg merupakan tempat dimana GUNUNG NABI itu berada ternyata berasal dari kata BAABUSSALAM maka ada kemungkinan bahwa GUNUNG NEBO / JABAL NIBU yang dimaksud dalam KITAB TAURAT adalah GUNUNG NABI yang ada di BABO, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat mengingat sampai sekarang pun para pakar masih terus berdebat apakah GUNUNG NEBO yang ada di YORDANIA saat ini adalah gunung yang sama dengan yang dimaksud dalam KITAB TAURAT apalagi jika terkait dengan TABUT PERJANJIAN yang dikaitkan dengan GUNUNG NEBO ini.
Lantas apa kata Kitab Taurat tentang GUNUNG NEBO/JABAL NIBU ini?
Dalam Kitab Taurat (2 Makabe:4-8), disebutkan,
“(4) Diberitakan tentang Yeremia: Atas Ilham Tuhan, nabi itu menyuruh supaya KEMAH SUCI dan TABUT PERJANJIAN dibawa bersamanua ke sebuah GUNUNG. Gunung itulah yang didaki Musa untuk memandang Negeri yang dijanjikan Allah kepada bangsa kita. (5) Ketika Yeremia mendaki gunung itu, didapatinya sebuah GUA yang besar. Disitu disembunyikannya KEMAH SUCI, TABUT PERJANJIAN dan MEZBAH uskupan. Lalu tempat masuk ke GUA itu ditutupnya rapat-rapat. (6) Beberapa orang yang ikut dengan Yeremia pergi kesana untuk menandai jalannya, tetapi mereka tidak dapat menemukan GUA itu. (7) Ketika Yeremia mendengar hal itu, ia menegur mereka danberkata ‘Tempat itu akan tetap tidak diketahui sampai Allah mengumpulkan umat-Nya bersama-sama dan mengasihani mereka lagi’. (8) Pada waktu itu Allah akan menyatakan dimana benda-benda itu disembunyikan. Maka Cahaya Tuhan akan kelihatan di dalam awan yang turun seperti dahulu dinyatakan kepada Musa.”
Para ahli Kitab berdebat tentang kutipan Kitab Taurat tersebut, mereka mengatakan bahwa bisa saja kutipan tersebut salah diterjemahkan selama bertahun-tahun. Bisa jadi GUNUNG tempat Nabi Musa memandang Tanah Yang Dijanjikan (THE PROMISED LAND) yaitu GUNUNG NEBO/JABAL NIBU sebagaimana disebut dalam Kitab Ulangan 32:49 bukanlah GUNUNG NEBO/JABAL NIBU yang kita ketahui saat ini ada di YORDANIA, tapi mungkin saja GUNUNG NEBO/JABAL NIBU yang namanya pun disamarkan sebagaimana disamarkannya tempat misterius itu.
Apakah GUNUNG NABI di PAPUA ternyata memang nyata ada di wilayah BABO, Kabupaten TELUK BINTUNI, Provinsi Papua Barat, yang dulunya adalah bagian dari wilayah Kabupaten MANOKWARI yang dulunya bernama MA-NUU-WAAR adalah gunung yang sama dengan GUNUNG NEBO/JABAL NIBU yang dimaksud oleh Kitab Taurat dimana disana ternyata tempat disembunyikannya TAABUT PERJANJIAN?
Adakah ini suatu kebetulan yang dipaksakan?
Bumi PAPUA memang masih banyak menyimpan misteri sejarah besar awal peradaban manusia…
Wallahu a’lam bish shawab
Leave a Reply