Tiang Kayu Berusia 810 Sebelum Masehi dari Air Sugihan.
Penemuan tiang kayu medang di Desa Banyubiru Dusun Belanti Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, sangat mencengangkan peneliti Balai Arkeolog Palembang. Data yang didapat dari uji karbon, tiang kayu tersebut berasal dari tahun 810 Sebelum Masehi (SM). Jadi umur kayu itu sekarang 2825 tahun.
Hasil analisis karbon C-14 pada sampel tiang kayu Medang yang dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Batam Jakarta diperoleh pertanggalan CalBP 2760 +- 134 (CalBC 810 +- 34).
“Artinya tiang kayu yang ditemukan itu berasal dari 34 tahun sebelum atau sesudah 810 SM. Kami kaget dengan data yang didapat,” ujar Kepala Balai Arkeolog Palembang, Nurhadi Rangkuti ketika berbincang-bincang dengan Tribun Sumsel, Senin (16/2).
Temuan itu hasil penggalian arkeolog sejak pertengahan 2014 di Desa Banyubiru Dusun Belanti. Tiang kayu tersebut berdiameter 30 centimeter, terkubur di tanah rawa. Terdapat empat tiang kayu medang yang semuanya berujung lancip. Lokasi berada di bekas pinggir anak sungai Air Sugihan, yakni sungai Simpang Heran.
Selain ditemukan tiang kayu Medang, penggali juga banyak menemukan pecahan-pecahan gerabah di sekitarnya. Dilihat dari bentuk, Nurhadi mengatakan bentuknya sangat sederhana dan lebih kuno.
Kekagetan peneliti Balai Arkeolog Palembang soal data tersebut karena selama ini temuan-temuan yang ada dianggap masih satu zaman dengan temuan di sekitar, juga penemuan benda-benda kuno di Karang Agung, misalnya.
Benda kuno yang ditemukan di kawasan Banyubiru tersebut berasal dari abad permulaan, antara abad satu hingga empat. Bahkan, di perairan Air Sugihan itu Balar Palembang menganggap penemuan yang ditemukan selama ini berasal dari zaman Kuntala atau Kantoli, sebelum zaman Sriwijaya.
“Kan anggapan kami ya sezaman lah dengan temuan di Karang Agung, abad-abad permulaan. Tapi ternyata setelah diuji hasilnya mengagetkan kami. Ini di luar dugaan,” ujarnya.
Dengan data uji karbon yang sudah didapat itu, Nurhadi beranggapan bila temuan di daerah tersebut merupakan peradaban tertua di Indonesia, khususnya temuan di wilayah rawa.
Kendati demikian, pihaknya akan mengambil sampel lain untuk mendukung data terkait usia tiang kayu medang tersebut. Arkeolog belum bisa mengembangkan lebih lanjut sebab belum ada pengujian terhadap temuan lainnya.
“Itu kan baru satu tiang yang mewakili empat tiang di situ, untuk lebih jelasnya lagi akan diuji temuan-temuan yang lain,” kata dia.
Saat ini belum ada data sejarah terkait usia tiang kayu tersebut. Penjelasan tentang temuan tiang kayu tersebut juga belum diketahui apa kegunaannya. Apakah sebagai tiang untuk perumahan tempat tinggal, dermaga, atau bangunan lainnya.
“Sampai sekarang belum ada data sejarah tahun 810 SM itu. Jadi fungsi dari tiang itu benar-benar belum tahu, apakah itu digunakan sebagai rumah, balai atau tempat pertemuan, dermaga atau yang lainnya,” ujarnya.
“Ada beberapa lokasi tiang kayu seperti itu. Uji karbon ini baru di satu titik, yang mewakili empat tiang tersebut. Nanti akan dilihat lagi di titik yang lainnya apakah masih satu zaman atau enggak,” kata Nurhadi.
Sumber :
http://sumsel.tribunnews.com/2015/02/16/tiang-kayu-berusia-810-sebelum-masehi-dari-air-sugihan
Leave a Reply