MENYADARI EKSITENSI RUH (Part. 1)
Manusia adalah makhluk sempurna, mempunyai akal merupakan kelebihan yang lebih dari luar biasa yang tidak dimiliki ciptaan-Nya yang lain. Untuk membuat sesuatu yang sempurna, tak lengkap pula manusia diberi pilihan atas tindakan-tindakan dalam hidupnya. Tidak seperti ikan yang hanya bisa hidup di air, tidak seperti kucing yang hanya bisa memakan daging, dan tidak seperti nyamuk yang hanya bisa menghisap darah. Agar supaya kita tidak menjadi jenis manusia yang melampaui batas seperti yang selalu tertulis di kitab suci, menyadari eksitensi ruh adalah penting sekali.. Karena dengan kemampuan kita yang dapat bersaksi bahwa kita semua adalah ciptaan-Nya akan membawa kita kepada kesadaran yang lebih tinggi.
Tahukah bahwa ada sebuah kekuatan yang menggerakkan kita di bumi Allah ini? Sebuah kekuatan yang sangat mempengaruhi kemana anda akan berjalan pergi, sikap dan takdir. Allah SWT tidak semata-mata memberi kita jodoh, takdir baik dan takdir buruk hanya sekedar mengucap “kun fayakun”. Tidak ada satupun hal di dunia ini yang tidak terjelaskan. Seluruh konsekuensi hidup yang kita emban di atas bumi ini adalah hasil dari perbuatan kita sendiri. Untuk menyadari kekuatan tersebut, mari kita bahas secara mendalam.
1. Hukum Alam Adalah Hukum Karma
Seperti yang telah ditulis diatas, seluruh konsekuensi hidup yang kita emban diatas bumi ini adalah hasil dari perbuatan kita sendiri. Mungkin anda pernah mendengar kata “karma akan menjemputmu”. Pada dasarnya hukum karma itu berlaku bagi seluruh alam semesta karena karma adalah output dari hukum alam itu sendiri. Alam mempunyai algoritma yang memproses segala perbuatan khalifah fill ard nya yang dimana masing-masing manusia akan menerima balasan atas perbuatannya. Contoh sederhana, pernahkah anda melihat orang lain yang sangat berlebihan dalam hidupnya? Sehingga membuat kita berpikir buruk bahkan dari prasangka buruk kita yang tanpa melakukan klarifikasi dahulu tersebut bisa menciptakan kedengkian dan akan diulang terus ketika melihat orang lain yang berbeda lagi. Ketahuilah teman-teman bahwa sebenarnya anda sedang menciptakan karma negatif yang dimana kelak perbuatan anda ini harus disucikan lagi dengan anda membayar karma nya. Membayar disini bukan dengan uang, tapi dengan menerima konsekuensi yang anda buat dari perbuatan anda dimasa lampau, dan itu sangat logis.
Ada dua jenis manusia, ada manusia pancaindera dan manusia sarwaindera. Perbedaan nya hanya sedikit tapi sangat berpengaruh. Menurut manusia pancaindera, kehidupan di dunia tidak menganggap bahwa hewan dan tumbuhan di sekitar dapat mempengaruhi seluruh tindakan, melainkan memandang hewan dan tumbuhan hanya sebagai penyedia dan pemuas kebutuhan manusia. Dengan kata lain manusia pancaindera tidak mampu menyadari bahwa makhluk lain yang hidup selain manusia saling berkaitan dengan kehidupan manusia. Dalam arti kasar nya, binatang ya kehidupan binatang, tumbuhan ya kehidupan tumbuhan. Dimata manusia pancaindera hanya melihat secara fisik, sehingga kehidupan alam lain selain jenis nya adalah masing-masing. Tapi menurut manusia sarwaindera yang melihat bukan hanya secara fisik saja , tapi lebih dalam dari arti sebenarnya fungsi masing-masing pemberian kekuatan fisik ini bahwa kehidupan manusia, tumbuhan, dan hewan saling berkaitan satu sama lain.
Kembali ketika anda memunculkan rasa benci dan dengki di dalam hati anda, ternyata anda telah menciptakan karma negatif. Bagaimana cara alam memproses balasan yang akan anda terima tersebut? Alam itu mendengar segala ucapan manusia, merekam segala perbuatan manusia, segala ucapan dan tindakan anda tersimpan layaknya melayang-layang di alam semesta ini. Bagi manusia pancaidera yang hanya bisa memandang kehidupan secara fisik pasti tidak mampu menerima bahwa alam mempunyai algoritma untuk membalas doa dan perbuatan anda. Karena yang terlihat oleh pancaindera, kehidupan jenis lain selain kita adalah masing-masing. Allah Maha melihat lagi Maha mendengar itu betul sekali! Bagaimana tidak betul? Disetiap makhluk hidup sekecil apapun di dunia ini mempunyai zat-Nya. Bagian dari Tuhan itu sendiri yang manusia makhluk sempurna pun tidak akan pernah bisa membuatnya, itulah ruh. Sesuatu yang menggerakkan jantung kita sehingga jantung kita berfungsi sesuai fungsinya, tidak pernah tertukar! Jika definisi hidup adalah ketika jantung masih berdetak, maka pertanyaannya adalah…. Apa yang menggerakkan jantung itu supaya berdetak? Menyadari eksitensi ruh adalah penting untuk manusia, apalagi bagi umat muslim yang telah mengikrarkan kalimat syahadat “Aku BERSAKSI tiada Tuhan selain Allah”.
Bagaimana anda bisa beriman jika anda belum bersaksi? Apakah ajaran anda menyuruh anda percaya saja? Anda harus bersaksi karena itulah perintah-Nya. Perbedaan bersaksi dan percaya itu sangatlah jauh. Bersaksi berarti merasakan langsung dengan pancaindera sendiri, bukan percaya yang “katanya”. Penulis telah menulis berapa kali artikel tentang bagaimana cara bisa bersaksi ini karena saking pentingnya sebagai sesama manusia sudah menjadi tugas dan tanggung jawab untuk saling memberi dan menolong satu sama lain… Tidak lain itu karena kehidupan kita saling berkaitan. Kepada orang yang tidak pernah kita jumpai sekalipun, sebenarnya bisa terkoneksi dimanapun dan kapanpun tanpa harus bertatap secara fisik. Misalkan anda pernah berdoa ingin didekatkan bersama orang-orang yang beriman, maka mulai dari saat itu juga, tanpa sadar alam telah mengantarkanmu menuju doamu. Makanya ada istilah “perkataan adalah doa” dan itu memang benar. Tapi bukan berarti anda jadi diam saja tanpa berkata-kata, bahkan walau anda diam saja sekalipun, pasti ada konsekuensinya.
Sesempurna nya manusia, tetapi mempunyai kelemahan karena sama-sama diciptakan. Menyadari kita sama-sama ciptaan-Nya akan membuat kita dijauhkan dari sifat yang merugikan.
Semua sistem kehidupan ini sangat adil, anda membenci, iri, membunuh, merampas, menipu dll akan ada penyucian untuk ruh anda di masa yang akan datang. Cepat atau lambat, karma yang sama akan mendatangi anda pula. Pernahkah anda sadar bahwa mau apapun perbuatan anda selama masih hidup ini, baik yang buruk atau yang terpuji dan apapun hasil dari perbuatan anda mau yang buruk atau baik itu merupakan kasih Tuhan yang diberikan kepada seluruh umatnya? Bagaimana nasib buruk yang menimpa kita itu bisa dibilang merupakan rasa sayang dari Allah SWT? Justru dengan diberinya anda nasib terburuk sekalipun ibarat anda sedang dalam proses penyucian ruh anda kembali atas pemilihan jalan hidup anda di masa lampau yang jika anda sadar ini ujian dari Tuhanmu, atas izin-Nya kamu akan seperti terlahir kembali, penuh kesadaran dan menjalani perubahan hidup dengan penuh ketakziman. Berbeda dengan kehidupan anda dimasa lampau. Lalu, bagaimana jika kita melihat seseorang yang bernasib paling buruk sejak lahir yang notabene bukan atas akibat dari perbuatannya di masa lampau? Itulah mengapa pentingnya menyadari eksitensi ruh untuk mencapai kebersaksian kita bahwa memang benarlah kita ada maksud dan tujuan diciptakan. Bukankah aneh menafsirkan hidup adalah bagaimana membuat diri senyaman mungkin, bagaimana membuat diri sekaya mungkin, dan bagaimana membuat diri sebahagia mungkin? Terlahir hidup ke dunia jelas ada tujuan nya, jangan aneh isi dari hidup ini adalah ujian-ujian semua, justru itulah tujuan penciptaan.
Ada yang mengatakan “hidup di dunia hanya fatamorgana” itu memang betul sekali! Tapi hidup yang seperti apa dulu? Jika hidup anda seperti tiada hari tanpa bersenang-senang, lupa akan tugas kenapa diciptakan, tentu saja itu disebut kehidupan fatamorgana. Anda melihat apa yang terlihat seperti kebahagiaan di depan kemudian anda raih ternyata apa yang terlihat enak tersebut membawa anda kepada kehancuran, maka “hidup di dunia hanya fatamorgana” benar apa adanya. Itu arti hidup jika kita melihat dari sisi secara fisik/ yang terlihat saja. Arti hidup yang sebenarnya itu sangatlah indah. Kita percaya kata “Kehidupan yang sebenarnya itu di surga” Itu juga betul sekali. Hidup yang dimana apa saja tersedia, tanpa ada kesedihan, dan beban.
Tapi tahukah anda, sebenarnya hidup seperti di surga bisa saja terjadi di atas bumi. Jika kita semua hidup saling damai mendamaikan, masing-masing sadar akan eksitensi ruhnya, dan menjalani syariat sebagaimana mestinya, tidak menutup kemungkinan hidup yang di dambakan sejuta umat ini akan terkabul diatas bumi. Tidak ada ganjaran buruk atas akibat perbuatan anda yang baik, jika anda telah mengalami hidup damai dan tentram di atas bumi, maka di kehidupan yang akan datang anda mendapatkan sisa yang belum lengkap dari ganjaran yang baik itu.
Tapi jika anda mengalami ujian dan penderitaan terus selama hidup di bumi, maka kebahagiaan anda akan dilengkapi 100% di kehidupan mendatang. Inilah sistem kehidupan… Luar biasa, bukan? Karena Allah Maha Adil lagi Maha Bijaksana. Tapi sekali lagi, itu semua akan terjadi jika dan hanya jika anda bersabar melewati ujian-Nya dengan penuh kesadaran. Jika anda membuat pemikiran negatif, itu sebenarnya menambah ujian anda sendiri. Jika anda mendapat ujian dari-Nya haruslah kita sikapi dengan penuh keikhlasan tanpa prasangka apapun, satu persatu bagian ruh anda telah di bersihkan dari segala sifat setan barulah anda berhak mendapatkan karma yang setimpal setelah lulus ujian dari-Nya. Hukum sebab-akibat memang nyata! Justru ujian dari-Nya harus di sikapi dengan rasa syukur dan ketabahan, artinya… Tuhan menyayangi anda, dan itu memang betul apa adanya. Allah tidak memiliki rasa, maksudnya.. untuk apalah rasa itu jika Dia Yang Maha Menciptakan segalanya, bahkan membenci umat-Nya pun tidak, justru Allah memberi nikmat terus-terusan. Ujian hanya sebagai transportasi manusia menuju kesadaran Illahi.
Justru kita sangat bersyukur dan berterimakasih telah diberi ujian. Sangat rugi manusia yang tidak pernah diberi ujian. Setiap nasib apapun yang dialamatkan untuk kita, patutlah kita tetap bersyukur, karena setidaknya, hidup anda di dunia belum di putus, sehingga masih ada kesempatan untuk anda menyadari apa tujuan anda di ciptakan. Dan dengan begitu, menyadari hukum sebab-akibat ini akan mengantarkan kita semua untuk sadar akan eksitensi kekuatan ruh yang ditiupkan kepada masing-masing dari kita, agar supaya kita memanfaatkan kekuatan itu untuk tujuan penciptaannya manusia.
Lewati ujian-Nya dengan penuh rasa syukur dan ikhlas, karena Tuhan lebih tau yang terbaik untuk hidup anda