Mungkinkah Tengkorak Ini Menulis Ulang Sejarah Manusia?
Tengkorak berusia 37.000 tahun yang ditemukan di Kalimantan mungkin merupakan bukti bahwa Orang Aborigin kuno bukanlah orang pertama yang tinggal di pulau sekitar Pasifik.
• Tengkorak ini adalah Homo sapien tertua yang masih ditemukan di Kalimantan.
• Mereka dianggap berasal dari nenek moyang yang berhubungan dengan Orang Aborigin Australia.
• Namun, penelitian baru menunjukkan kemungkinan berasal dari kelompok manusia lain.
• Ini menunjukkan bahwa Orang Aborigin awal bukanlah orang pertama yang tinggal di Kalimantan.
Tengkorak berusia 37.000 tahun yang ditemukan hampir 50 tahun yang lalu mengancam mengubah ulang sejarah manusia modern yang dahulu menyebar melalui Pasifik hingga ke Australia.
Fragmen tengkorak dianggap milik salah satu anggota pertama spesies kita yang tiba di pulau tropis Kalimantan – yang telah lama diyakini terkait dengan Orang Aborigin Australia.
Tapi sebuah studi baru pada tulang oleh antropolog, yang dimiliki individu yang berjuluk Deep Skull, telah mengungkapkan bahwa mereka sebenarnya adalah anggota kelompok manusia modern lainnya.
Asal-Usul Aborigin.
Analisis genetik pertama lengkap dari kromosom Y pria Aborigin Australia telah menyarankan bahwa penduduk asli pulau itu tetap terisolasi di sana sejak pertama kali tiba 50.000 tahun yang lalu hingga kedatangan orang Eropa pertama.
Ini menantang teori sebelumnya yang menyarankan masuknya orang-orang dari India tiba di Australia sekitar 4.000-5.000 tahun yang lalu.
Australia dianggap telah didiami pertama kali oleh manusia sesaat setelah Homo Sapien meninggalkan Afrika, dengan melakukan perjalanan melintasi Asia dan pulau yang melintas di Pasifik sebelum akhirnya mencapai Australia.
Orang-orang ini dianggap sebagai salah satu kelompok pertama yang meninggalkan Afrika, memisahkan diri dari Homo Sapien lainnya di Eropa dan Asia sekitar 65.000 dan 75.000 tahun yang lalu.
DNA dari kromosom Y, yang diturunkan dari ayah ke anak, tidak menunjukkan ciri adanya migrasi berikutnya ke dalam benua tersebut.
Data menunjukkan bahwa kromosom Y Suku Aborigin Australia sangat berbeda dengan spesies Orang India.
Namun, tim tersebut mengakui bahwa mereka masih memiliki satu misteri besar yang belum terpecahkan dari hasil diatas yaitu bagaimana Anjing Dingo persisnya tiba di Australia 5.000 tahun yang lalu.
Kedatangan anjing-anjing ini bertepatan dengan perubahan teknik perkakas batu dan bahasa yang digunakan, menyebabkan beberapa orang menyarankan sekelompok orang baru tiba di negara tersebut, kemungkinan membawa anjing-anjing itu bersama dengan mereka.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa manusia prasejarah ini memiliki ciri-ciri yang halus dan ukuran tubuh kecil yang mirip dengan penduduk asli yang ditemukan di Borneo saat ini, seperti orang Dayak.
Awalnya perpindahan kelompok ini dianggap tiba dengan gelombang petani China yang menyebar di seluruh pulau sekitar 3.000 tahun yang lalu.
Para Antropolog mengira Tengkorak Deep Skull, yang ditemukan di Gua Niah Sarawak, milik anak remaja terkait dengan nenek moyang Orang Aborigin Australia.
Mereka diyakini telah menyebar dari Asia Selatan melalui Pasifik dan masuk Australia sekitar 60.000 hingga 45.000 tahun yang lalu.
Tapi kini para ilmuwan mengatakan bahwa tampaknya orang-orang pertama Borneo ini bukanlah keluarga kuno Orang Aborigin sama sekali.
Profesor Darren Curnoe, direktur Pusat Penelitian Paleontologi, Geobiologi dan Arsip Bumi Universitas New South Wales, mengatakan: “Analisis kami Menjungkirbalikkan pandangan lama tentang sejarah awal wilayah ini.
“Kami menemukan bahwa sisa-sisa purbakala ini sangat mirip dengan beberapa orang asli Kalimantan saat ini, Dengan ciri roman yang halus dan tubuh mereka yang kecil dari pada orang-orang asli Australia.”
Deep Skull ditemukan oleh Tom Harrisson dari Museum Sarawak saat penggalian di Mulut Barat kompleks Gua Niah besar pada tahun 1958.
Kemudian dianalisis oleh antropolog Inggris terkemuka Don Brothwell dan pada tahun 1960 dia menyimpulkan bahwa mahluk itu milik seorang remaja laki-laki dari penduduk Homo Sapien awal yang berhubungan erat dengan Penduduk Asli Australia, terutama orang Tasmania.
Kesimpulan tersebut menyebabkan apa yang dikenal sebagai hipotesis ‘Dua Lapis’ di mana Asia Tenggara dianggap awalnya didiami oleh orang-orang yang terkait dengan Penduduk Asli Australia dan Orang-orang Nugini Baru, yang kemudian digantikan oleh petani dari Cina selatan beberapa ribu tahun yang lalu.
Studi baru, yang diterbitkan dalam Jurnal Batas Ekologi and Evolusi, menantang pandangan ini dengan menunjukkan – di Kalimantan setidaknya – bahwa orang-orang paling awal yang tinggal di pulau itu jauh lebih mirip dengan penduduk asli yang tinggal di sana kini.
Ini juga menunjukkan bahwa setidaknya beberapa penduduk asli Kalimantan tidak digantikan oleh petani yang bermigrasi, namun menyerap budaya pertanian baru 3.000 tahun yang lalu.
Profesor Curnoe mengatakan: ‘Gagasan Brothwell sangat berpengaruh dan sebagian besar belum teruji, jadi kami ingin tahu apakah mereka benar setelah hampir enam puluh tahun berlalu.
“Pekerjaan kami, dengan ditambah studi genetika orang-orang Asia Tenggara baru-baru ini, menghadirkan tantangan serius pada skenario dua lapis Kalimantan dan pulau-pulau hingga jauh ke utara.
“Ini menunjukkan Tengkorak Deep Skull berasal dari seorang wanita paruh baya dan bukan anak remaja, dan hanya memiliki sedikit kesamaan dengan Penduduk Asli Australia.
“Sebaliknya, ini lebih mirip dengan orang-orang dewasa dari bagian utara Asia Tenggara.
“Kita perlu memikirkan kembali gagasan kita mengenai masa prasejarah kawasan ini, yang jauh lebih rumit daripada yang kita pahami sampai sekarang.”
Ipoi Datan, direktur Departemen Museum Sarawak yang juga terlibat dalam studi tersebut, menambahkan: “Sangat menyenangkan mengetahui setelah hampir 60 tahun masih banyak yang harus dipelajari dari Deep Skull, begitu banyak rahasia yang masih harus diungkapkan.
‘Penemuan kami bahwa jenazahnya mungkin adalah nenek moyang orang-orang asli Kalimantan membalikkan prasejarah Asia Tenggara.’
Aborigin Memiliki Sejarah Lisan Tertua di Dunia.
Cerita tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi oleh orang Aborigin Australia mungkin termasuk sejarah lisan tertua yang akurat di dunia.
Peneliti percaya cerita ini bisa saja merupakan diantara sejarah lisan tertua yang akurat di dunia, melewati sekitar 300 generasi.
Mereka menggunakannya untuk memetakan bagaimana benua itu sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Cerita rakyat lisan menceritakan dahulu Great Barrier Reef pernah menjadi bagian dari garis pantai timur laut Queensland, sementara Pelabuhan Teluk Phillip di Victoria pernah menjadi tempat yang kaya berburu kanguru dan oposum.
Peneliti telah menemukan kisah lainnya dari seantero benua yang mencerminkan bagaimana pemandangan benua secara dramatis berubah menjelang akhir zaman es terakhir.
Mereka mengatakan pada saat itu permukaan air laut naik akibat mencairnya lapisan es besar yang menutupi sebagian besar belahan bumi utara sekitar 10.500 tahun yang lalu.
Oleh: Richard Gray.
Sumber :