TEMUAN TOPENG PERADABAN TINGGI NUSANTARA MAJAPAHIT
Seorang pengusaha kaya Italia memiliki ratusan topeng kuno dari tanah Jawa. Materi topeng itu adalah campuran keramik dan metal. Bentuknya aneh, mirip alien. Ukurannya sedikit lebih kecil daripada kepala manusia.
Hasil analisis menyimpulkan topeng berasal dari masa 1.000 tahun sebelum Masehi. Jauh lebih tua daripada kebudayaan perunggu Dong Son di Vietnam. Topeng-topeng itu, menurut dia, diangkat dari sebuah terowongan bawah tanah tua di Dusun Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, beberapa kilometer dari Trowulan. Temuan topeng ini membuat para arkeolog Indonesia bertanya-tanya.
Bagaimana sebuah topeng logam berusia ribuan tahun berada di bawah terowongan terakota, tidak jauh dari bekas ibu kota Majapahit?
Seorang kolektor dari Italia memiliki ratusan topeng-topeng aneh yang menurutnya berasal dari Jombang,Jawa Timur dan berumur ribuan tahun.
Topeng-topeng itu ekspresinya sama sekali tak lazim. Sama sekali jauh dari umumnya topeng-topeng kuno Indonesia. Dilihat sepintas rautnya mirip wajah-wajah “alien”. Dua mata dan mulutnya bolong. Sudut mata luar naik ke atas. Beberapa topeng bervolume sepeti helm meski lehernya kecil. Paolo Bertuzzi – sang kolektor itu yakin bahwa topeng tersebut berasal dari zaman sebelum Hindu Budha masuk ke Jawa. Bertuzzi percaya ratusan tahun sebelum masehi ada peradaban yang berkembang di Jawa Timur.
Kisah topeng bermula dari sebelas tahun lalu. Paolo Bertuzzi bertemu seorang pemburu benda-benda kuno asal Bergamo, Italia bernama Anacleto Spazzapan di sebuah pameran barang antik di Milan, Italia. Spazzapan adalah pedagang barang antik yang malang melintang di Indonesia
Spazzapan memiliki ratusan topeng logam yang didapat dari pedagang benda-benda kuno Jawa Timur. Topeng itu berasal dari situs Gua Made, Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Jawa Timur – tak jauh dari Trowulan. Spazzapan mengatakan telah melakukan uji laboratorium terhadap topeng di laboratorium Arcadia, Milan Italia. Dan usia topeng itu mengagetkan: hampir 3000 tahun. Bertuzzi kemudian membeli seluruh topeng itu.
Temuan topeng ini makin meyakinkan Paolo Bertuzzi bahwa ada peradaban lain –entah peradaban apa—sebelum Hindu-Budha merebak di Jawa Timur.
Hasil analisis kimiawi Laboratorium Arkeologi Giuseppe Pulitani di Colonna, Roma menyebutkan topeng itu dibuat dengan mencampur perunggu, seng, pasir dan tanah liat. Teknik tertentu membuat topeng berwarna abu-abu kehijauan. “Temuan material ceramic metal ini satu-satunya di dunia. Sekarang, cermet dikembangkan untuk membuat cip komputer,” kata Giardino.
Fiorella Rispolli sepakat topeng itu terbuat dari bahan material aneh terdiri dari campuran keramik dan logam. Bobot topeng itu, menurut dia, sangat ringan dan rapuh. “Bahan itu tidak pernah saya temui selama saya berkutat selama 30 tahun di situs arkeologi Asia,” kata Rispolli.
Apakah komputer sudah dikenal pada masa Kerajaan Majapahit? Claudio Giardino sempat terdiam mendapat pertanyaan tersebut. “Saya tidak berpikir ke arah itu,“ kata ahli arkeologi Uni versity of Arkansas-Rome Centre, Italia–itu.
Pertanyaan itu muncul karena topeng perunggu artefak yang ditemukan di Gua Made, Kabupaten Jombang, materinya campuran antara tanah liat (keramik) dan logam (metal).
Bahan ini lazim dikenal dengan cermet (ceramic-metal) yang saat ini dipakai membuat cip komputer.