DNA adalah suatu asam nukleat yang menyimpan segala informasi biologis yang unik dari setiap makhluk hidup dan beberapa virus.
DNA merupakan singkatan dari deoxyribonucleic acid atau dalam Bahasa Indonesia disebut asam deoksiribonukleat. DNA berasal dari tiga kata utama yaitu deoxyribo, dan nucleid acid (asam nukleat).
Manusia merupakan salah satu susunan alami yang dianggap paling sempurna, rumit sekaligus mengagumkan di dunia ini. Hal inilah yang menurut Dokter Francis S. Collins M.D. & Ph.D, Ketua Proyek Penelitian Gen Manusia merupakan bukti nyata tentang kebenaran tentang adanya Tuhan. Dr. Collins mengungkap bahwa DNA manusia merupakan bahasa Tuhan sekaligus perwujudan dari rencana Tuhan yang juga sekaligus merupakan bagian dari alam semesta. Seperti yang sudah kita ketahui Gen manusia memang sangatlah kompleks dan terdiri dari data yang berjumlah hingga milyaran. Hal seperti ini tentunya lahir berkat desain yang jauh diluar pemikiran manusia dan hanya ada satu kemungkinan yaitu Ia-lah Zat yang paling agung dan sangat hebat melebihi jangkauan Intelegensi manusia yaitu Tuhan. Lebih lanjut Dokter Collins juga menguatkan argumennya ini dengan beberapa pertanyaan yaitu ‘Apa arti hidup?’, ‘Siapa yang memulai alam semesta?’, dan tentu saja ‘Siapa sosok hebat yang mampu menciptakan DNA yang sangat rumit itu?’ manusia adalah makhluk paling luar biasa dan yang paling kompleks yang pernah ada. Bayangkan saja, kode genetik kita yang tersimpan di dalam DNA, berisi lebih dari 1,5 gigabyte informasi. File yang mampu mengisi sebuah Blu-Ray tersimpan di organ yang kecilnya bahkan tak bisa kita lihat.
Menurut sebuah penelitian yang dikutip oleh The Huffington Post, 99,9 persen dari informasi yang ada di DNA manusia, semuanya dibagi dengan manusia lain. Hal ini berarti ada 0,1 persen informasi yang sifatnya individual. Dengan ini, ada sekitar 1 megabyte data dari diri kita yang tak pernah dibagi dengan orang lain.
QS. Al A’raaf ayat 7:
“Maka pastilah akan Kami kabarkan kepada mereka dengan pengetahuan dan Kami sekali-sekali tidaklah gaib.”