Garangnya ‘Rampogan Macan’, Gladiator Ala Jawa yang Kini Punah Dimakan Usia.
Bagi Anda yang suka sekali dengan film Hollywood pasti pernah menyaksikan film dengan judul Gladiator. Ya, film ini mengisahkan seorang pemberani yang harus melawan hewan buas seperti harimau agar menang. Dalam perjuangan ini, luka cakaran atau gigitan pasti terjadi. Terkadang, kematian bisa didapatkan dengan cepat karena harimau dikenal sebagai makhluk yang sangat garang dan memiliki taring super kuat.
Di dalam dunia nyata, khususnya di Indonesia, permainan mematikan seperti gladiator ternyata ada. Di masa lalu, para pembesar kerajaan di Jawa kerap melakukan acara Rampogan Macan yang cukup menegangkan. Macan atau harimau akan diadu dengan banteng di lapangan atau alun-alun hingga salah satu atau keduanya sama-sama mati. Berikut ulasan lengkap tentang Rampogan Macan yang saat ini sudah punah.
Asal Muasal Rampogan Macan di Tanah Jawa.
Tidak ada yang tahu kapan persisnya Rampogan Macan berlangsung di tanah Jawa. Namun, dugaan sementara menyebut bahwa tradisi ini sudah ada sejak kerajaan Hindu dan Buddha seperti Majapahit dan Singasari. Namun, tradisi ini benar-benar hidup di abad ke-18 hingga 19 di mana sudah muncul banyak kerajaan Islam seperti Mataram Islam di kawasan Yogyakarta.
Pada event tertentu seperti perayaan hari besar agama, acara ini dilakukan di alun-alun secara terbuka. Para pembesar kerajaan seperti Raja dan anak buahnya akan melihat di atas panggung. Selain orang kerajaan, para Gubernur Jenderal Belanda beserta anak buahnya diundang sebagai tamu agung. Rakyat jelata atau pedagang biasanya disuruh melihat di pinggiran alun-alun dengan membawa tombak.
Sistem Permainan Rampogan Macan.
Rampog atau rampok dalam Rampog Macam memiliki arti berebut. Penamaan ini didasarkan pada ending permainan menyeramkan ini. Awalnya, macan akan dilepas dari kandangnya, hewan buas ini akan diadu dengan banteng yang sangat besar dan memiliki cula runcing. Kalau kalau harimau kalah, dia akan tercabik oleh tanduk hingga tubuhnya berlumuran darah. Jika harimau menang, dia akan dibunuh dengan beramai-ramai oleh semua orang.
Mereka yang membawa tombak akan berarak untuk mengejar harimau. Para tentara yang pemberani atau rakyat akan menusukkan tombak secara bergantian. Dalam beberapa kasus harimau atau macan ini bisa lepas dari kerumunan. Namun, ratusan orang akan mengejarnya hingga dapat dan akhirnya dibunuh ramai-ramai dengan tanpa ampun. Tombak-tombak akan terus menusuk harimau hingga ribuan kali.
Daerah yang Kerap Melakukan Rampogan Macan.
Daerah yang kerap melakukan Rampogan Macan adalah Yogyakarta. Zaman Mataram Islam di era Amangkurat II kerap melakukan acara ini di alun-alun utara. Selanjutnya pada zaman Paku Buwono X, Rampogan Macan kerap dilaksanakan untuk hiburan rakyat dan juga para petinggi Belanda yang kala ini masih memiliki kendali penuh daerah-daerah di Indonesia.
Selain kawasan Yogyakarta, Jawa Timur juga dikenal kerap melakukan Rampogan Macan. Kawasan kadipaten atau kabupaten seperti Kediri dan Blitar mengadakan secara rutin pada hari-hari khusus seperti perayaan Idul Fitri. Macan akan diletakkan di laun-alun lalu diadu dengan banteng hingga keduanya tewas. Oh ya, di zaman Mataram macan juga kerap diadu dengan para penjahat yang dihukum mati.
Kepunahan Harimau Jawa dan Hilangnya Tradisi Rampogan.
Keberadaan Rampogan Macan secara langsung menyebabkan populasi harimau jawa punah perlahan-lahan. Setiap hari ada puluhan harimau yang diburu dengan bengis. Beberapa diawetkan lalu dijual pada saudagar. Beberapa lagi dikuliti karena motif rambutnya yang sangat unik. Harimau yang masih kecil atau belum dewasa biasanya dipelihara dan digunakan untuk Rampogan Macan.
Tradisi ini habis pada akhir abad ke-19. Kala itu harimau jawa benar-benar punah dan tidak bisa diselamatkan keberadaan. Kalau saja di masa lalu tidak ada tradisi ini atau kalau pun ada tidak dilakukan secara besar-besaran mungkin saat ini harimau jawa tetap ada hingga sekarang.
Inilah permainan gladiator ala Jawa yang ada di masa lalu. Jika saja permainan ini tetap ada hingga sekarang, kira-kira harimau mana yang akan dipakai ya. Sungguh mirip sekali nasibmu wahai harimau jawa.
Sumber :
Leave a Reply